dengarkanlah dengan baik jika kau mendengarkan ayat ayat Allah dibacakan.
Hadiah Terindah untuk Umat Manusia
Sesungguhnya ada suatu nikmat yang agung, yang Allah ‘Azza Wa Jalla berikan kepada orang-orang yang tertentu saja dan tidak memberikannya kepada selainnya...
Aliran-Aliran Pemikiran dalam Islam
Pada artikel ini kita akan membahas beberapa aliran atau firqoh yang ada didalam agama islam
Ketika Tokoh Syi'ah Indonesia Mencela Aisyah
Masih banyak orang yang meragukan kesesatan syiah, sampai berujung tuduhan "Wahabi" kepada setiap orang yang menjelaskan kesesatan syiah. Sampai orang yang mencela wahabi pun dituduh wahabi hanya karena menyampaikan kesesatan syiah.
Terbaru!!! Korban keganasan rokok!
Pada tanggal 11 Mei 2016 dunia Facebook kembali dikejutkan dengan berita jatuhnya korban keganasan rokok. Sebuah akun Facebook yang bernama “Alessandrini Vachel Sinclair” menceritakan sebuah musibah...
Kesesatan Arab Saudi
Arab Saudi yang dianggap sesat. Benarkah??
Monday, 24 October 2011
MENANGISLAH !!!
MARI SAMA SAMA BERMUHASABAH (introspeksi diri) !!!
Thursday, 20 October 2011
Gambar detail pondasi batu kali terpotong
Spesifikasi pondasi batu kali
Pasangan pondasi batu kali terpotong sebelah ini digunakan pada lahan yang berbatasan dengan area lahan tetangga atau pada tanah yang hanya memungkinkan untuk dipasang separuh pondasi, sedangkan untuk are tengah tetap dipasang pondasi secara utuh melebar ke 2 sisi samping yang dapat dilihat pada artikel khusus pondasi batu kali penuh.
Pekerjaan pertama yang harus dilakukan disini adalah urugan tanah kemudian Dari bawah dapat kita lihat urugan pasir sebagai lantai kerja, dudukan sekaligus untuk memperbaiki struktur tanah yang ada kemudian dilanjurkan pasangan batu kali dengan ukuran sesuai dengan gambar diatas namun ukuran tersebut harus menyesuaikan dengan beban rumah yang harus ditahan sehingga pondasi dapat berfungsi dengan baik.
Diatas pondasi batu kali dapat langsung dipasang struktur sloof dari bahan beton bertulang dengan ukuran menyesuaikan hasil perhutungan kebutuhan struktur bangunan.
Gambar – gambar lain yang berkaitan dengan pondasi batu kali ini adalah denah pondasi dan potonganya yang dapat dilihat dibawah
Dengan membuat struktur pondasi bangunan dengan baik maka kita sudah mengatasi berbagai permasalahan yang mungkin timbul akibat kegagalan struktur yang dapat menyebabkan berbagai hal seperti keretakan dinding batu bata, kemiringan bangunan sampai akibat terparahnya yaitu keruntuhan bangunan.
detail pondasi foot plat dengan bor pile
Detail pondasi foot plat dengan bor pile

Spesifikasi pondasi
Pondasi gabungan foot plat dengan bor pile ini dapat digunakan pada kolom struktur utama seperti kolom masjid atau rumah yang membutuhkan perkuatan lebih atau terdapat pada lokasi tanah yang kurang bagus.
Dapat kita lihat pada gambar diatas dimana pondasi foot plat berukuran 1,5 m x 1,5 m kemudian ditahan oleh empat pondasi bor pile dibawahnya berbentuk lingkaran berdimeter 30 cm dengan kedalaman pondasi bore pile 1,5 m.
Material yang dibutuhkan untuk membuat pondasi gabungan foot plat dan bore pile ini adalah
sumber : http://networkedblogs.com/oFpQ2
Spesifikasi pondasi
Pondasi gabungan foot plat dengan bor pile ini dapat digunakan pada kolom struktur utama seperti kolom masjid atau rumah yang membutuhkan perkuatan lebih atau terdapat pada lokasi tanah yang kurang bagus.
Dapat kita lihat pada gambar diatas dimana pondasi foot plat berukuran 1,5 m x 1,5 m kemudian ditahan oleh empat pondasi bor pile dibawahnya berbentuk lingkaran berdimeter 30 cm dengan kedalaman pondasi bore pile 1,5 m.
Material yang dibutuhkan untuk membuat pondasi gabungan foot plat dan bore pile ini adalah
- Tanah urug
- Pasir pasang
- Batu kali
- Semen
- Besi
- Air
- Kerikil
Jumlah kebutuhan material untuk satu buah pondasi gabungan ini dapat dihitung sebelumnya sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk mentediakan material yang dibutuhkan serta alokasi rencana anggaran biaya pondasi
sumber : http://networkedblogs.com/oFpQ2
gambar denah pondasi batu kali
Spesifikasi pondasi batu kali
Pondasi terbuat dari pasangan batu kali dengan detail potongan pondasi ini dapat dilihat disini,
- Potongan A-A >>>
- Potongan B-B >>> link update
Untuk posisi dibawah kolom utama yang memerlukan perkuatan tambahan maka dapat ditambah dengan perkuatan pondasi foot plat atau pondasi cakar ayam. pondasi batu kali ini perlu dibuat sebaik mungkin agar struktur rumah yang ada diatasnya dapat berdiri dengan kokoh dan kuat, jika kondisi existing tanah kurang keras maka perlu dilakukan perbaikan struktur tanah terlebih dahulu dengan cari menggali serta membuang tanah lama untuk digantikan dengan tanah keras yang baru atau bisa juga dengan cara melakukan pengecoran lantai di bawah pondasi dengan material beton rabat.
Demikian sebuah contoh gambar desain denah pondasi batu kali.
sumber : http://www.gambardesain.com/gambar-denah-pondasi-batu-kali
gambar desain pondasi batu kali
Spesifikasi pondasi batu kali
- Galian tanah sedalam 1 m
- Lantai kerja setebal 5 cm
- Urugan pasir dibawah pondasi batu kali setebal 5 cm
- Pasangan batu kali berbentuk trapesium
- Urugan tanah kembali
- Batu kali
- Pasir
- Semen
- Tanah urug
sumber : http://www.gambardesain.com/gambar-desain-pondasi-batu-kali
Jenis Pondasi dan Penggunaannya
Pondasi Dangkal
Pada pondasi tipe ini beban diteruskan oleh kolom/tiang, selanjutnya diterima pondasi dan disebarluaskan ke tanah. Dasar tanah yang menerima beban tidak lebih dari 1 sampai 2 meter dari permukaan tanah. Disini tembok-tembok, kolom, maupun tiang bangunan berdiri dengan pelebaran kaki diatas tanah dasar yang keras dan padat
Adapun macam atau jenis pondasi ini meliputi sebagai berikut :
No Jenis Pondasi dangkal Bentuk Keterangan
1 Pondasi Umpak
Sering ditemui pada konstruksi tradisional dari batu masif yang ditarah (dibentuk dan diratakan), atau bisa juga dari beton bertulang “pre fabrikasi” (dibuat melalui pabrik) dan tinggal menaruh diatas permukaan tanah yang diratakan.
2 Pondasi batu bata
Dibuat dari batu bata berkualitas tinggi dan kedap air. Aturan pemasangan pondasi batu bata harus benar seperti halnya pemasangan dinding batu bata. Pondasi batu bata diperuntukan hanya sebagai tumpuan dinding pemikul, dimana beban dari atas merupakan beban tekan yang diteruskan merata sepanjang jalur pondasi batu bata.
3 Pondasi beton (tak bertulang)
Memiliki prinsip seperti pondasi umpak, namun dibuat dari campuran 1pc : 3 pasir : 5 kerikil dan tanpa tulangan. Pondasi ini biasanya dibuat secara pabrikasi, serta model dibuat sedemikian rupa sehingga untuk pengaturan sambungan sudut maupun menerus tidak ditemui kesulitan.
Pondasi Dalam
Pada pondasi tipe ini, beban diteruskan oleh kolom/tiang melalui perantaraan tumpuan (poer pondasi, rooster kayu/balok kayu ataupun beton bertulang) yang dipancangkan dalam tanah. Kedalaman tanah keras pada pondasi jenis ini mencapai 4 sampai 5 meter dari permukaan tanah.
Adapun macam atau jenis pondasi dalam ini meliputi antara lain sebagai berikut :
No Jenis Pondasi dalam Bentuk Keterangan
1 Pondasi silinder beton (pondasi sumuran)
Pada umumnya digunakan pada tanah dengan kedalaman tanah keras 4-5 meter, dan bisa digunakan untuk bangunan bertingkat. Terdiri dari cincin-cincn beton bertulang (buis beton) diameter 60-80 cm. pada satu titik pondasi bisa terdiri dari 3-5 cincin. Masing-masing cincin diisi dengan campuran pasir dan batu, atau dengan campuran 1 pc : 3 pasir : 5 kerikil.
2 Pondasi tiang pancang kayu
Hanya dapat digunakan jika tiang pancang kayu tersebut selamanya terendam air tanah, karena selama terendam tidak ada oksigen dan kayu tidak busuk .
3 Pondasi tiang pancang beton (pondasi paku bumi)
Dengan tiang pancang yang terbuat dari beton, maka jenis pondasi ini tidak tergantung pada tinggi rendah air tanah. Biasanya tiang pancag beton ini dibuat secara pabrikasi. Pemasangan tiang pancang dilakukan dengan alat pengentak (hammer) , baik pengentak manual maupun pengentak dengan mesin diesel.
4 Pondasi tiang pancang beton bertulang diatas tiang pancang kayu
Merupakan gabungan tiang pancang kayu yang disambung dengan tiang pancang beton. Terlebih dahulu tiang pancang kayu dipancangkan sampai mencapai tanah keras, dan bagian pancang kayu harus dipastikan jauh dari muka air tanah (benar-benar terendam oleh air tanah).
5 Pondasi tiang beton dengan cor ditempat
5a.Pemboran langsung pada tanah (pondasi Strauss pile)
Tanah dibor langsung dengan alat bor khusus yang cukup kuat, sehingga lapisan tanah dan batuan dengan mudah ditembus. Setelah mencapai tanah keras,bagian dasar diperbesar dengan bor khusus tadi. Selanjutnya lubang yang terbentuk diisi dengan pembesian dan dicror beton
5b. Dengan pipa baja yang diambil lagi
Pipa baja diletakkan pada muka tanah dan dibantu penumbuk (alu) khusus, untuk menumbuk logam masuk ke tanah. Pipa terus dimasukkan bersamaan dengan masuknya logam ke dalam oleh alu. Setelah mencapai kedalam yang dimaksud, dimasukkan beton dan ditumbuk lagi hingga beton dan logam melebar ke samping permukaan tanah. Bersamaan dengan pangan
sumber : http://danial-safan.blogspot.com/2009/03/macam-macam-pondasi.html
Monday, 17 October 2011
Konstruksi Tangga
Tangga merupakan salah satu bagian dari bangunan yang berfungsi sebagai penghubung antara lantai pada bangunan bertingkat .
Syarat-syarat umum tangga ditinjau dari segi :
Penempatan
• diusahakan sehemat mungkin menggunakan ruangan
• mudah ditemukan oleh semua orang
• mendapat cahaya matahari pada waktu siang
• tidak menggangu lalu lintas orang banyak
Kekuatan
• kokoh dan stabil bila dilalui orang dan barang sesuai dengan perencanaan
Bentuknya
• sederhana, layak, sehingga mudah dan cepat pengerjaannya serta murah biayanya.
• Rapih, indah, serasi dengan keadaan sekitar tangga itu sendiri.
Dari segi penggunaan bahan, tangga terbagi atas :
1. Konstruksi tangga kayu, untuk bangunan sederhana dan semi permanen. Pertimbangan : material kayu ringan, mudah didapat serta menambahkan segi estetika yang tinggi bila diisi dengan variasi profil dan difinishing dengan rapi. Kelemahan : tidak dapat dilalui oleh beban-beban yang berat, lebarnya terbatas, memiliki sifat lentur yang tinggi serta konstruksi tangga kayu tidak cocok ditempatkan di ruang terbuka karena kayu mudah lapuk jika terkena panas dan cahaya.
2. Konstruksi tangga baja, biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponen-komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain. Tangga ini kurang cocok untuk bangunan dekat pantai karena pengaruh garam akan mempercepat proses karat begitupun bila ditempatkan terbuka akan menambah biaya perawatan.
3. Konstruksi tangga beton, sampai sekarang banyak digunakan pada bangunan bertingkat 2 (dua) atau lebih dan bersifat permanent seperti peruntukan kantor, rumah tinggal, pertokoan.
4. Konstruksi tangga batu/bata, konstruksi ini mulai jarang digunakan karena sudah ketinggalan dalam bentuk, kekuatan, efisiensi pembuatannya, dana sangat terbatas dalam penempatannya.
Pada gedung ini material tangga yang digunakan menggunakan konstruksi tangga beton.
Adapun bentuk-bentuk tangga yaitu sebagai berikut :
1. Tangga tusuk lurus, kedua boomnya lurus serta sejajar. Semua trade bentuknya sama lebar dan terletak siku pada boom.
2. Tangga tusuk miring, kedua boomnya lurus serta sejajar. Semua trade sama lebar dan terletak miring pada boom.
3. Tangga membilut, kedua boom ada yang lurus dan ada yang melengkung. Semua trade tidak sama lebar serta menyempit pada salah satu sisi, jadi berbentuk trapezium.
4. Tangga dengan seperempatan, penghematan yang lebih besar akan ruangan, bisa berbentuk putaran ¼ lingkaran, bentuk trade-trade sebagai segitiga.
5. Tangga bordes, mempunyai lebih dari 20 buah trade, pada pertengahan tingginya dibuat suatu dataran horizontal, yang dinamai bordes.
6. Tangga berbentuk U dengan menggunakan bordes.
Syarat-syarat umum tangga ditinjau dari segi :
Penempatan
• diusahakan sehemat mungkin menggunakan ruangan
• mudah ditemukan oleh semua orang
• mendapat cahaya matahari pada waktu siang
• tidak menggangu lalu lintas orang banyak
Kekuatan
• kokoh dan stabil bila dilalui orang dan barang sesuai dengan perencanaan
Bentuknya
• sederhana, layak, sehingga mudah dan cepat pengerjaannya serta murah biayanya.
• Rapih, indah, serasi dengan keadaan sekitar tangga itu sendiri.
Dari segi penggunaan bahan, tangga terbagi atas :
1. Konstruksi tangga kayu, untuk bangunan sederhana dan semi permanen. Pertimbangan : material kayu ringan, mudah didapat serta menambahkan segi estetika yang tinggi bila diisi dengan variasi profil dan difinishing dengan rapi. Kelemahan : tidak dapat dilalui oleh beban-beban yang berat, lebarnya terbatas, memiliki sifat lentur yang tinggi serta konstruksi tangga kayu tidak cocok ditempatkan di ruang terbuka karena kayu mudah lapuk jika terkena panas dan cahaya.
2. Konstruksi tangga baja, biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponen-komponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain. Tangga ini kurang cocok untuk bangunan dekat pantai karena pengaruh garam akan mempercepat proses karat begitupun bila ditempatkan terbuka akan menambah biaya perawatan.
3. Konstruksi tangga beton, sampai sekarang banyak digunakan pada bangunan bertingkat 2 (dua) atau lebih dan bersifat permanent seperti peruntukan kantor, rumah tinggal, pertokoan.
4. Konstruksi tangga batu/bata, konstruksi ini mulai jarang digunakan karena sudah ketinggalan dalam bentuk, kekuatan, efisiensi pembuatannya, dana sangat terbatas dalam penempatannya.
Pada gedung ini material tangga yang digunakan menggunakan konstruksi tangga beton.
Adapun bentuk-bentuk tangga yaitu sebagai berikut :
1. Tangga tusuk lurus, kedua boomnya lurus serta sejajar. Semua trade bentuknya sama lebar dan terletak siku pada boom.
2. Tangga tusuk miring, kedua boomnya lurus serta sejajar. Semua trade sama lebar dan terletak miring pada boom.
3. Tangga membilut, kedua boom ada yang lurus dan ada yang melengkung. Semua trade tidak sama lebar serta menyempit pada salah satu sisi, jadi berbentuk trapezium.
4. Tangga dengan seperempatan, penghematan yang lebih besar akan ruangan, bisa berbentuk putaran ¼ lingkaran, bentuk trade-trade sebagai segitiga.
5. Tangga bordes, mempunyai lebih dari 20 buah trade, pada pertengahan tingginya dibuat suatu dataran horizontal, yang dinamai bordes.
6. Tangga berbentuk U dengan menggunakan bordes.
Pengertian Pondasi
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.
Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.
Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
1. Keadaan tanah pondasi
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat
Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.
Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut.
Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.
Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni :
1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.
Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.
Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
1. Keadaan tanah pondasi
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat
Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.
Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut.
Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.
Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni :
1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.
ILMU UKUR TANAH
PENDAHULUAN
GEODESI MENCAKUP KAJIAN DAN PENGUKURAN LEBIH LUAS, TIDAK SEKEDAR PEMETAAN DAN PENENTUAN POSISI DI DARAT, NAMUN JUGA DIDASAR LAUT UNTUK BERBAGAI KEPERLUAN, JUGA PENENTUAN BENTUK DAN DEMENSI BUMI BAIK DENGAN PENGUKURAN DIBUMI DAN DENGAN BANTUAN PESAWAT UDARA, MAUPUN DENGAN SATELIT DAN SISTEM INFORMASINYA.
ILMU UKUR TANAH DIDEFINISIKAN ILMU YANG MENGAJARKAN TENTANG TEKNIK-TEKNIK / CARA-CARA PENGUKURAN DIPERMUKAAN BUMI DAN BAWAH TANAH DALAM AREAL YANG TERBATAS (±20’-20’ ATAU 37 Km x 37 Km) UNTUK KEPERLUAAN PEMETAAN DLL.
MENGINGAT AREAL YANG TERBATAS , MAKA UNSUR KELENGKUNGAN PERMUKAAN BUMI DAPAT DIABAIKAN SEHINGGA SISTEM PROYEKSINYA MENGGUNAKAN PROYEKSI ORTHOGONAL DIMANA SINAR-SINAR PROYEKTOR SALING SEJAJAR ATAU SATU SAMA LAIN DAN TEGAK LURUS BIDANG PROYEKSI. SEDANGKAN PADA PETA DAPAT DIDEFINISIKAN SEBAGAI GAMBARAN DARI SEBAGIAN PERMUKAAAN BUMI PADA BIDANG DATAR DENGAN SKALA DAN SISTEM PROYEKSI TERTENTU.
UNTUK MEMUDAHKAN PENENTUAN SUATU WILAYAH, MAKA BUMI DIBATASI MENJADI GARIS BUJUR DAN GARIS LINTANG
JENIS PETA
Peta bisa dijeniskan berdasarkan isi, skala, penurunan serta penggunaannya.
Peta berdasarkan isinya:
1. Peta hidrografi: memuat informasi tentang kedalaman dan keadaan dasar laut serta informasi lainnya yang diperlukan untuk navigasi pelayaran.
2. Peta geologi: memuat informasi tentang keadaan geologis suatu daerah, bahan-bahan pembentuk tanah dll. Peta geologi umumnya juga menyajikan unsur peta topografi.
3. Peta kadaster: memuat informasi tentang kepemilikan tanah beserta batas dll-nya.
4. Peta irigasi: memuat informasi tentang jaringan irigasi pada suatu wilayah.
5. Peta jalan: memuat informasi tentang jejaring jalan pada suatu wilayah
6. Peta Kota: memuat informasi tentang jejaring transportasi, drainase, sarana kota dll-nya.
7. Peta Relief: memuat informasi tentang bentuk permukaan tanah dan kondisinya.
8. Peta Teknis: memuat informasi umum tentang tentang keadaan permukaan bumi yang mencakup kawasan tidak luas. Peta ini dibuat untuk pekerjaan perencanaan teknis skala
1 : 10 000 atau lebih besar.
1 : 10 000 atau lebih besar.
9. Peta Topografi: memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi beserta informasi ketinggiannya menggunkan garis kontur. Peta topografi juga disebut sebagai peta dasar.
10. Peta Geografi: memuat informasi tentang ikhtisar peta, dibuat berwarna dengan skala lebih kecil dari
1 : 100 000.
PETA BERDASARKAN SKALANYA:
- Peta skala besar: skala peta 1 : 10 000 atau lebih besar.
- Peta skala sedang: skala peta 1 : 10 000 - 1 : 100 000.
- Peta skala kecil: skala peta lebih kecil dari 1 : 100 000.
PETA TANPA SKALA KURANG ATAU BAHKAN TIDAK BERGUNA. SKALA PETA MENUNJUKKAN KETELITIAN DAN KELENGKAPAN INFORMASI YANG TERSAJI DALAM PETA.
PENULISAN SKALA PETA
SKALA PETA DAPAT DINYATAKAN DALAM BEBERAPA CARA :
- ANGKA PERBANDINGAN
MISAL 1: 1.000.000 MENYATAKAN 1 cm atau 1 inch DI PETA SAMA DENGAN 1.000.000 cm/ inch DIPERMUKAAN BUMI
2. PERBANDINGAN NILAI
MISAL 1 CM UNTUK 10 km
3. SKALA BAR ATAU SKALA GARIS
GARIS INI DITETAPKAN ATAU DIGAMBARKAN DALAM PETA DAN DIBAGI-BAGI DALAM INTERVAL YANG SAMA, SETIAP INTERVAL MENYATAKAN BESARAN PANJANG YANG TERTENTU. PADA UJUNG LAIN, BIASANYA SATU INTERVAL DIBAGI-BAGI LAGI MENJADI BAGIAN YANG LEBIH KECIL DENGAN TUJUAN AGAR PEMBACA PETA DAPAT MENGUKUR PANJANG DALAM PETA SECARA LEBIH TELITI.
PETA BERDASARKAN PENURUNAN DAN PENGGUNAAN
Peta dasar: digunakan untuk membuat peta turunan dan perencanaan umum maupun pengembangan suatu wilayah. Peta dasar umunya menggunakan peta topografi.
Peta tematik: dibuat atau diturunkan berdasarkan peta dasar dan memuat tema-tema tertentu.
ARTI PENTING PETA (IUT) DALAM TEKNIK SIPIL (REKAYASA)
INFORMASI YANG TERDAPAT DALAM PETA:
- MERUPAKAN MINIATUR BENTANG ALAM DARI DAERAH YANG TERPETAKAN
- JARAK, ARAH, BEDA TINGGI DAN KEMIRINGAN DARI SATU TEMPAT KE TEMPAT LAINYA
- ARAH ALIRAN AIR PERMUKAAN DAN DAERAH TANGKAPAN HUJAN
- UNSUR-UNSUR ATAU OBYEK YANG TERGAMBAR DI LAPANGAN
- PERKIRAAN LUAS SUATU WILAYAH
- POSISI SUATU TEMPAT SECARA RELATIF
- JARINGAN JALAN DAN TINGKAT ATAU KELASNYA
- PENGGUNAAN LAHAN, DLL.
JENIS PENGUKURAN
PENGUKURAN UNTUK PEMBUATAN PETA BISA DIKELOMPOKKAN BERDASARKAN CAKUPAN ELEMEN ALAM, TUJUAN, CARA ATAU ALAT DAN LUAS CAKUPAN PENGUKURAN.
Berdasarkan alam:
— Pengukuran daratan (land surveying): antara lain
pengukuran topografi, untuk pembuatan peta topografi, dan pengukuran kadaster, untuk membuat peta kadaster.
pengukuran topografi, untuk pembuatan peta topografi, dan pengukuran kadaster, untuk membuat peta kadaster.
— Pengukuran perairan (marine or hydrographic surveying): antara lainpengukuran muka dasar laut, pengukuran pasang surut, pengukuran untuk pembuatan pelabuhan dll-nya.
— Pengukuran astronomi (astronomical survey): untuk menentukan posisi di muka bumi dengan melakukan pengukuran-pengukuran terhadap benda langit.
Berdasarkan tujuan:
· Pengukuran teknik sipil (engineering survey): untuk memperoleh data dan peta pada pekerjaan-pekerjaan teknik sipil.
· Pengukuran untuk keperluan militer (miltary survey).
· Pengukuran tambang (mining survey).
· Pengukuran geologi (geological survey).
· Pengukuran arkeologi (archeological survey).
Berdasarkan cara dan alat:
a. Pengukuran triangulasi,
b. Pengukuran trilaterasi,
c. Pengukuran polygon,
d. Pengukuran offset,
e. Pengukuran tachymetri,
f. Pengukuran meja lapangan,
g. Aerial survey,
h. Remote Sensing, dan
i. GPS.
a, b, c dan i untuk pengukuran kerangka dasar, d, e, f, g dan h untuk pengukuran detil.
Berdasarkan luas cakupan daerah pengukuran:
Pengukuran tanah (plane surveying) atau ilmu ukur tanah dengan cakupan pengukuran
37 km x 37 km. Rupa muka bumi bisa dianggap sebagai bidang datar.
37 km x 37 km. Rupa muka bumi bisa dianggap sebagai bidang datar.
Pengukuran geodesi (geodetic surveying) dengan cakupan yang luas. Rupa muka bumi merupakan permukaan lengkung.
PENGUKURAN DAN PEMETAAN DALAM DAUR PEKERJAAN TEKNIK SIPIL
BANGUNAN-BANGUNAN TEKNIK SIPIL BUKANLAH SISTEM YANG MATI. JARINGAN JALAN MISALNYA, MERUPAKAN SISTEM YANG MEMPUNYAI DAUR HIDUP, YAITU MEMPUNYAI UMUR RENCANA DENGAN ANGGAPAN-ANGGAPAN TERTENTU, MISALNYA VOLUME LALU-LINTAS YANG SELALU BERUBAH DARI WAKTU KE WAKTU. URUTAN DAUR PENGEMBANGAN SEBETULNYA TIDAK HARUS BERUPA LANGKAH DESKRIT DARI AWAL TERUS SELESAI, TETAPI LEBIH MENYERUPAI PROSES YANG MELINGKAR DAN MUNGKIN MELONCAT.
PROSES PEMETAAN TERISTRIS
PEMETAAN TERISTRIS ADALAH PROSES PEMETAAN YANG PENGUKURANNYA LANGSUNG DILAKUKAN DIPERMUKAAN BUMI DENGAN PERALATAN TERTENTU.
WAHANA PEMETAAN TIDAK HANYA DAPAT DILAKUKAN SECARA TERISTRIS, NAMUN DAPAT PULA SECARA FOTOGRAMETIS (FOTO UDARA), RADARGRAMETRIS (BERBEDA PANJANG GELOMBANG DGN FOTOGRAMETRIS), VIDEOGRAFIS, TEKNOLOGI SATELIT DSB.
DASAR PEMILIHAN WAHANA
PEMILIHAN WAHANA TERSEBUT TERGANTUNG DARI :
- TUJUAN PEMETAAN
- TINGKAT KERINCIAAN OBYEK YANG HARUS DISAJIKAN
- CAKUPAN WILAYAH YANG DIPETAKAN.
BAGAN PEMETAAN TERISTRIS
PENGUKURAN JARAK LANGSUNG
1. PENGERTIAN JARAK
DALAM IUT, JARAK ANTARA DUA TITIK ADALAH JARAK DALAM BIDANG HORIZONTAL, YANG MERUPAKAN JARAK TERPENDEK ANTARA DUA TITIK TERSEBUT.
Gambar 1. Bagan Pengukuran Jarak
2. PERALATAN YANG DIGUNAKAN
PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PENGUKURAN LANGSUNG ANTARA LAIN:
1. PITA UKUR Ã BAJA, FIBERGLASS, PLASTIK, KAIN ATAU CAMPURAN
2. PEGAS UKUR YANG TERBUAT Ã PLAT/PITA BAJA DAN DILENGKAPI DENGAN PEGAS PENGUKUR KETEGANGAN
3. RANTAI UKUR YANG TERBUAT DARI KAWAT BAJA
4. KAYU UKUR
PANJANG ANTARA 20 m – 50 m ADA JUGA YANG 100 m (KECUALI KAYU 3 – 5 m)
LEBAR ANTARA 1 – 2cm DAN TEBAL 0,1 – 0,2mm
SATUAN : UMUMNYA DUA MACAM YAITU :
METER (0,5 cm – 1 mm) DAN INCHI (0,125 inchi – 0,1 inchi)
• ALAT-LAT BANTU :
ALAT-LAT BANTU :
- YALON ATAU ANJIR
- PEN UKUR YANG TERBUAT DARI KAWAT BAJA
- BENANG DAN UNTING-UNTING
- KLINOMETER ATAU HELLING METER ATAU ABNEY LEVEL
- JEPITAN PENARIK
- PEGAS PENGUKUR KETEGANGAN
- CERMIN ATAU PRISMA PENYIKU
• 3. PELURUSAN
PELURUSAN DILAKUKAN APABILA PEGUKURAN TIDAK DAPAT DILAKUKAN DENGAN SEKALI MEMBENTANGKAN PITA UKUR KARENA JARAK YANG DIUKUR MELEBIHI PANJANG PITA UKUR DAN ATAU PERMUKAAN TANAH TIDAK MENDATAR, SHG JARAK TSB PERLU DIPENGGAL AGAR SETIAP PENGGALAN DPT DILAKUKAN PENGUKURAN JARAK DENGAN SEKALI MEMBENTANGKAN PITA UKUR DAN PITA UKUR DAPAT DITARIK HINGGA MENDATAR.
• 4. PELAKSANAAN PENGUKURAN
- MINIMAL DILAKUKAN DUA ORANG
- DENGAN MENGGUNAKAN PITA UKUR DAN PEN UKUR, MAKA ANGKA PANJANG PITA UKUR DIBACA ORANG KEDUA, DATA DICATAT
- UNTUK MEDAN MIRING, TERLEBIH DULU DILAKUKAN PELURUSAN DAN PEMBUATAN PENGGAL-PENGGAL.
- UNTUK MENDAPATKAN HASIL YANG LEBIH BAIK, MAKA DILAKUKAN PENGUKURAN PERGI (A – B) DAN PENGUKURAN PULANG ( B – A), YANG BIASANYA HASIL TIDAK SAMA DAN HASILNYA DIRATA-RATA.
- RASIO KETELITIAN PENGUKURAN JARAK ADALAH SELISIH PERGI DAN PULANG DIBAGI DENGAN JARAK RATA-RATA. KETELITIAN BERKISAR 1:500 SMPAI 1:300.
• 5. CARA PENCATATAN DATA UKURAN JARAK LANGSUNG
AGAR DATA UKURAN-UKURAN JARAK YANG BANYAK TIDAK MEMBINGUNGKAN DAN MENJADI LEBIH SISTEMATIK DAN MUDAH DIPAHAMI ORANG LAIN, MAKA DATA TSB DICATA DALAM FORMULIR UKUR ATAU BUKU UKUR DAN DISERTAKAN SKET PENGUKURAN, ARAH PENGUKURAN DAN CARA PENULISAN DATA DENGAN ATURAN YANG BAKU ATAU SERAGAM.
• Contoh
• 6. PENGUKURAN JARAK LANGSUNG DLM RINTANGAN
• 7. MEMBUAT ARAH OBYEK TEGAK LURUS SEBUAH GARIS
APABILA DILAPANGAN AKAN DIBUAT SEBUAH GARIS MELALUI SUATU OBYEK ATAU GARIS TSB TEGAK LURUS GARIS LAIN DGN PERALATAN SEDERHANA, DAPAT DIKERJAKAN DGN BBRP CARA :
1. PERBANDINGAN SISI SEGITIGA SIKU-SIKU
2. MENGGUNAKAN TITIK TENGAH TALI BUSUR
3. BANTUAN CERMIN PENYIKU ATAU PRISMA
• 8. SUMBER-SUMBER KESALAHAN DALAM PENGUKURAN JARAK LANGSUNG
KESALAHAN DALAM PENGUKURAN JARAK LANGSUNG:
1. PITA UKUR TIDAK BETUL-BETUL MENDATAR
2. UNTING-UNTING TIDAK VERTIKAL BETUL KRN FAKTOR ANGIN, GANGGUAN YANG LAIN
3. PELURUSAN YG KURANG SEMPURNA
4. PANJANG PITA UKUR TIDAK STANDART
5. KESALAHAN DLM MENGHITUNG JUMLAH BENTANGAN
6. KESALAHAN MEMBACA PITA UKUR DAN PENCATATANYA
Mengenal Korosi Beton
Beton yang selama ini dikenal sebagai material yang “tahan karat”, sebenarnya bisa juga mengalami korosi sebagaimana korosi atau karat yang terjadi pada struktur baja. Korosi yang dimaksud di sini adalah kerusakan material beton tersebut akibat proses kimia yang terjadi di dalamnya. Tentu saja bentuk korosi beton ini tidak sama dengan korosi yang terjadi pada besi baja.
Struktur beton yang rentan terhadap korosi adalah :- struktur yang terletak di lingkungan laut, seperti platform offshore, dermaga, jetty, dsb.
- struktur yang terletak di dalam tanah, seperti pondasi, basement, terowongan, dsb.
- struktur yang terletak di lingkungan karbondioksida yang tinggi
Korosi pada struktur beton bertulang ada 2 jenis, yaitu :
- Korosi pada baja tulangan
- Korosi pada beton
- Korosi Pada Baja Tulangan
KOROSI PADA TULANGAN
Pada korosi jenis ini, kerusakan terjadi pada tulangan di dalam beton. Ini disebabkan karena tulangan di dalam beton bereaksi dengan air dan membentuk karat. Karat yang terbentuk pada tulangan ini mengakibatkan pengembangan volume besi tulangan tersebut. Pengembangan volume ini kemudian mendesak beton sehingga beton tersebut terkelupas atau pecah.Terjadinya karat ini disebabkan adanya reaksi antara unsur besi (Fe+) di dalam tulangan dengan unsur hidroksi (OH-) dari air.2Fe2+ + 4OH- ———————- 2Fe(OH)2
Lalu dari mana datangnya air yang kemudian menyebabkan besi tulangan tersebut berkarat ? Air ini dapat masuk ke dalam beton dan sampai ke tulangan melalui 2 cara, yaitu:
Air yang masuk dari luar atau uap air di udara melalui pori-pori beton karena beton tidak kedap air.
Proses karbonasi, yaitu reaksi antara karbondioksida (CO2) dengan unsur kalsium hidroksida di dalam beton (Ca(OH)2) karena beton tidak kedap udara. Ca(OH)2 + CO2 —————- CaCO3 + H2O
KOROSI PADA BETON
Foto ini adalah contoh korosi pada beton yang terjadi di permukaan bagian bawah lantai dermaga. Korosi pada beton terjadi akibat terbentuknya ettringite akibat reaksi kimia antara unsur kalsium di dalam beton dengan garam sulfat dari luar. Sama seperti karat pada besi, ettringite yang terjadi menyebabkan pengembangan volume beton sehingga menyebabkan massa beton terdesak dan pecah.
Secara lengkapnya, proses terjadinya ettringite ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Proses hidrasi antara semen (C3S dan C2S) dengan air menjadi pasta semen (3CaO.2SiO2.3H2O disingkat CSH).
C3S + H2O ————– CSH + Ca(OH)2C2S + H2O —————- CSH + Ca(OH)2
Ca(OH)2 yang terjadi kemudian bereaksi dengan garam sulfat dari tanah atau laut
Ca(OH)2 + MgSO4——————– Mg(OH)2 + CaSO4
CaSO4 yang terjadi bereaksi kembali dengan C3A dari semen dan air menjadi ettringite
C3A + CaSO4 + H2O ——————– ettringite
Secara lengkapnya, proses terjadinya ettringite ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Proses hidrasi antara semen (C3S dan C2S) dengan air menjadi pasta semen (3CaO.2SiO2.3H2O disingkat CSH).
C3S + H2O ————– CSH + Ca(OH)2C2S + H2O —————- CSH + Ca(OH)2
Ca(OH)2 yang terjadi kemudian bereaksi dengan garam sulfat dari tanah atau laut
Ca(OH)2 + MgSO4——————– Mg(OH)2 + CaSO4
CaSO4 yang terjadi bereaksi kembali dengan C3A dari semen dan air menjadi ettringite
C3A + CaSO4 + H2O ——————– ettringite
Sumber : http://www.cementaid.co.id
Mengenal Batu Alam (Material)
Batu alam bukan lagi sebagai material fondasi, tapi sudah jadi elemen dekoratif. Batu membuat rumah menjadi tampil alami. Batu juga mendinginkan suasana ruang serta memperindah tampilan. Umumnya batu alam diaplikasikan pada dinding dan lantai, dan beberapa jenis lainnya menjadi elemen pada taman dan Landscape.
Sebagai elemen bangunan, cukup banyak batu yang tersedia di pasaran. Umumnya dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu batu keras dan batu lunak. Keduanya, dibedakan menurut kekuatan dan tingkat porositasnya. Batuan keras berusia lebih tua, sehingga lebih keras dari batu lunak.
Yang termasuk batu keras antara lain, batu andesit, marmer, dan granit. Sedangkan batu lunak, antara lain, batu paras, batu palimanan, dan batu candi. Batu-batu ini juga memiliki “keturunan” yang biasanya sebagai konsekwensi dari bentuk dan motifnya.
Batu-batu yang kini banyak di cari orang adalah jenis batu andesit bermotif sebagai elemen bangunan minimalis. Selain batu andesit bermotif, orang juga banyak tertarik dengan jenis slab (batu pipih hasil potongan mesin) dari andesit rata, marmer, batu candi, granit, batu paras dan batu templek. Batu koral dan batu kali juga di cari sebagai elemen taman.
Memasang batu pada dinding dan lantai mirip dengan proses memasak keramik lantai/dinding. Kedua-duanya membutuhkan perekat berupa adukan semen:pasir atau perekat semen instant. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah komposisi semen pasir pada adukan perekat. Agar batu merekat erat, tambahkan proporsi semen lebih banyak pada campuran semen:pasir.
Ada beberapa jenis coating batu alam, antara lain, dof, glossy, dan natural. Tampilan dan nuansanya berbeda, tapi tidak mengubah karakter batu secara keseluruhan, tergantung selera dari pemiliknya. Coating mencegah terjadinya lumut pada permukaan batu. Aplikasikan jika ingin batu alam anda tidak berlumut. Jika ingin tampilan sealami mungkin (berlumut), tak perlu penggunaan coating.
Kelompok batu lunak memiliki daya serap air lebih besar dari batu keras. Ini menjadikan batu lunak lebih cepat berlumut karena selalu lembab. Batu ini lebih cocok untuk area yang jarang terkena air/tidak lembab. Jika ingin menggunakan batu ini pada eksterior bangunan, maka coating perlu diperlakukan sebagai finishing batu lunak untuk mencegah agar batu tidak lembab. Coating dilakukan secara rutin, bisa enam bulan sekali atau setahun sekali.
DINDING DAN LANTAI
Batu memiliki karakter sama, ketebalannya pun mirip. Rata-rata slab di pasaran memiliki ketebalan antara 1,4cm – 1,7cm. ukuran ketebalan ini tidak banyak berlaku untuk batu templek, yang tebalnya bervariasi. Ini karena permukaan batu templek tidak sama rata, selalu bervariasi.
Batu apa yang cocok untuk dinding dan lantai ? sebagai material untuk lantai tentu harus dipilih batu yang memiliki permukaan rata, paling tidak permukaannya tidak memiliki sudut tajam. Ini agar tak melukai kaki yang menginjaknya. Pilihan batu yang cocok antara lain, batu palimanan, paras, marmer, andesit, atau batu koral. Bisa juga dipilih jenis batu pecah atau templek, selama pada batu ini tidak terdapat sudut tajam yang berpotensi melukai.
Lain lagi untuk dinding, ragam tekstur dan jenis batu bisa lebih beragam. Dari sisi jenis, tidak jauh berbeda dengan jenis batu untuk lantai. Namun dari sisi tekstur, pada dinding tidak masalah apabila kita memasang batu dengan tekstur kasar ataupun lancip.
sumber : http://istanalangit.com
Sebagai elemen bangunan, cukup banyak batu yang tersedia di pasaran. Umumnya dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu batu keras dan batu lunak. Keduanya, dibedakan menurut kekuatan dan tingkat porositasnya. Batuan keras berusia lebih tua, sehingga lebih keras dari batu lunak.
Yang termasuk batu keras antara lain, batu andesit, marmer, dan granit. Sedangkan batu lunak, antara lain, batu paras, batu palimanan, dan batu candi. Batu-batu ini juga memiliki “keturunan” yang biasanya sebagai konsekwensi dari bentuk dan motifnya.
Batu-batu yang kini banyak di cari orang adalah jenis batu andesit bermotif sebagai elemen bangunan minimalis. Selain batu andesit bermotif, orang juga banyak tertarik dengan jenis slab (batu pipih hasil potongan mesin) dari andesit rata, marmer, batu candi, granit, batu paras dan batu templek. Batu koral dan batu kali juga di cari sebagai elemen taman.
Memasang batu pada dinding dan lantai mirip dengan proses memasak keramik lantai/dinding. Kedua-duanya membutuhkan perekat berupa adukan semen:pasir atau perekat semen instant. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah komposisi semen pasir pada adukan perekat. Agar batu merekat erat, tambahkan proporsi semen lebih banyak pada campuran semen:pasir.
Ada beberapa jenis coating batu alam, antara lain, dof, glossy, dan natural. Tampilan dan nuansanya berbeda, tapi tidak mengubah karakter batu secara keseluruhan, tergantung selera dari pemiliknya. Coating mencegah terjadinya lumut pada permukaan batu. Aplikasikan jika ingin batu alam anda tidak berlumut. Jika ingin tampilan sealami mungkin (berlumut), tak perlu penggunaan coating.
Kelompok batu lunak memiliki daya serap air lebih besar dari batu keras. Ini menjadikan batu lunak lebih cepat berlumut karena selalu lembab. Batu ini lebih cocok untuk area yang jarang terkena air/tidak lembab. Jika ingin menggunakan batu ini pada eksterior bangunan, maka coating perlu diperlakukan sebagai finishing batu lunak untuk mencegah agar batu tidak lembab. Coating dilakukan secara rutin, bisa enam bulan sekali atau setahun sekali.
DINDING DAN LANTAI
Batu memiliki karakter sama, ketebalannya pun mirip. Rata-rata slab di pasaran memiliki ketebalan antara 1,4cm – 1,7cm. ukuran ketebalan ini tidak banyak berlaku untuk batu templek, yang tebalnya bervariasi. Ini karena permukaan batu templek tidak sama rata, selalu bervariasi.
Batu apa yang cocok untuk dinding dan lantai ? sebagai material untuk lantai tentu harus dipilih batu yang memiliki permukaan rata, paling tidak permukaannya tidak memiliki sudut tajam. Ini agar tak melukai kaki yang menginjaknya. Pilihan batu yang cocok antara lain, batu palimanan, paras, marmer, andesit, atau batu koral. Bisa juga dipilih jenis batu pecah atau templek, selama pada batu ini tidak terdapat sudut tajam yang berpotensi melukai.
Lain lagi untuk dinding, ragam tekstur dan jenis batu bisa lebih beragam. Dari sisi jenis, tidak jauh berbeda dengan jenis batu untuk lantai. Namun dari sisi tekstur, pada dinding tidak masalah apabila kita memasang batu dengan tekstur kasar ataupun lancip.
sumber : http://istanalangit.com
Jenis -jenis Semen
- Semen Portland
- Water proofed cement
- Semen Putih
- High Alumina Cement
- Semen Anti Bakteri
- Oil Well Cement (OWC)
- Semen Campur
SEMENT PORTLAND (OPC)
Semen portland diklasifikasikan dalam lima tipe yaitu :1. Tipe I (Ordinary Portland Cement)
Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratn khusus seperti yang dipersyaratkan pada tipe-tipe lain.
Tipe semen ini paling banyak diproduksi dan banyak dipasaran
2. Tipe II (Moderate sulfat resistance)Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau panas hidrasi sedang. Tipe II ini mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah dibanding semen Portland Tipe I. Pada daerah–daerah tertentu dimana suhu agak tinggi, maka untuk mengurangi penggunaan air selama pengeringan agar tidak terjadi Srinkege (penyusutan) yang besar perlu ditambahkan sifat moderat “Heat of hydration”. Semen Portland tipe II ini disarankan untuk dipakai pada bangunan seperti bendungan, dermaga dan landasan berat yang ditandai adanya kolom-kolom dan dimana proses hidrasi rendah juga merupakan pertimbangan utama.
3. Tipe III (High Early Strength)
Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan yang tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi. Semen tipe III ini dibuat dengan kehalusan yang tinggi blaine biasa mencapai 5000 cm2/gr dengan nilai C3S nya juga tinggi. Beton yang dibuat dengan menggunakan semen Portland tipe III ini dalam waktu 24 jam dapat mencapai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang dicapai semen Portland tipe I pada umur 3 hari, dan dalam umur 7 hari semen Portland tipe III ini kekuatannya menyamai beton dengan menggunakan semen portlan tipe I pada umur 28 hari
4. Tipe IV (Low Heat Of Hydration)Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah. Penggunaan semen ini banyak ditujukan untuk struktur Concrette (beton) yang massive dan dengan volume yang besar, seprti bendungan, dam, lapangan udara. Dimana kenaikan temperatur dari panas yang dihasilkan selama periode pengerasan diusahakan seminimal mungkin sehingga tidak terjadi pengembangan volume beton yang bisa menimbulkan cracking (retak). Pengembangan kuat tekan (strength) dari semen jenis ini juga sangat lambat jika dibanding semen portland tipe I
5 Tipe V (Sulfat Resistance Cement)Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat. Semen jenis ini cocok digunakan untuk pembuatan beton pada daerah yang tanah dan airnya mempunyai kandungan garam sulfat tinggi seperti : air laut, daerah tambang, air payau dsb
WATER PROOFED CEMENT
Water proofed cement adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan “Water proofing agent”, dalam jumlah yang kecil seperti : Calcium, Aluminium, atau logam stearat lainnya.Semen ini banyak dipakai untuk konstruksi beton yang berfungsi menahan tekanan hidrostatis, misalnya tangki penyimpanan cairan kimia.
WHITE CEMENT (SEMEN PUTIH)
Semen putih dibuat umtuk tujuan dekoratif, bukan untuk tujuan konstruktif. Pembuatan semen ini membutuhkan persyaratan bahan baku dan proses pembuatan yang khusus, seperti misalnya bahan mentahnya mengandung oksida besi dan oksida manganese yang sangat rendah (dibawah 1 %).
HIGH ALUMINA CEMENT
High Alumina cement dapat menghasilkan beton dengan kecepatan pengersan yang cepat dan tahan terhadap serangan sulfat, asam akan tetapi tidak tahan terhadap serangan alkali. Semen tahan api juga dibuat dari High Alumina Cement, semen ini juga mempunyai kecepatan pengerasan awal yang lebih baik dari semen Portland tipe III. Bahan baku semen ini terbuat dari batu kapur dan bauxite, sedangkan penggunaannya adalah antara lain :- Rafractory Concrette
- Heat resistance concrete
- Corrosion resistance concrete
SEMEN ANTI BAKTERI
Semen anti bakteri adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan “anti bacterial agent” seperti germicide. Bahan tersebut ditambahkan pada semen Portland untuk “Self Desinfectant” beton terhadap serangan bakteri dan jamur yang tumbuh. Sedangkan sifat-sifat kimia dan fisiknya hampir sama dengan semen Portland tipe I. Penggunaan semen anti bakteri antara lain :
- Kamar mandi
- Kolam-kolam
- Lantai industri makanan
- Keramik
- Bangunan dimana terdapat jamur pathogenic dan bakteri
Oil well cement adalah semen Portland semen yang dicampur dengan bahan retarder khusus seperti asam borat, casein, lignin, gula atau organic hidroxid acid. Fungsi dari retarder disini adalah untuk mengurangi kecepatan pengerasan semen, sehingga adukan dapat dipompakan kedalam sumur minyak atau gas. Pada kedalaman 1800 sampai dengan 4900 meter tekanan dan suhu didasar sumur minyak atau adalah tinggi. Karena pengentalan dan pengerasan semen itu dipercepat oleh kenaikan temperature dan tekanan, maka semen yang mengental dan mengeras secara normal tidak dapat digunakan pada pengeboran sumur yang dalam. Semen ini masih dibedakan lagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan API Spesification 10 1986, yaitu :
- KELAS A : Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila sifat-sifat khusus tidak dipersyaratkan
- KELAS B : Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila kondisi membutuhkan tahan terhadap sulfat sedang
- KELAS C : Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 meter, apabila kondisi membutuhkan sifat kekuatan tekan awal yang tinggi
- KELAS D : Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 1830 sampai 3050 meter, dengan kondisi suhu dan tekanan yang sedang
- KELAS E : Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 3050 sampai 4270 meter, dengan kondisi suhu dan tekanan yang tinggi
- KELAS F : Digunakan untuk sumur sampai dengan kedalaman 3050 sampai 4880 meter, dengan kondisi suhu dan tekanan yang tinggi
- KELAS G : Digunakan untuk cementing mulai surface casing sampai dengan kedalaman 2440 meter, akan tetapi dengan penambahan accelerator atau retarder. Dapat digunakan untuk semua range pemakaian, mulai dari kelas A sampai kelas E
BLENDED CEMENT (SEMEN CAMPUR)
Semen campur dibuat karena dibutuhkannya sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh semen portland. Untuk mendapatkan sifat khusus tersebut diperlukan material lain sebagai pencampur.Jenis semen campur :- Semen Portland Pozzolan (SPP)
- Portland Pozzolan Cement (PPC)
- Portland Blast Furnace Slag Cement
- Semen Mosonry
- Semen Portland Campur (SPC)
- Portland Composite Cement (PCC)
Semen Portland Pozzolan (SPP)/(PPC)
Semen Portland pozzolan (SPP) atau dikenal juga sebagai Portland Pozzolan Cement (PPC) adalah merupakan semen hidrolisis yang terdiri dari campuran yang homogen antara semen Portland dengan bahan pozzolan (Trass atau Fly Ash) halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland dan bahan pozzolan bersama-sama atau mencampur secara merata semen Portland dan bahan pozzolon atau gabungan antara menggiling dan mencampur.
Portland Blast Furnace Slag Cement
Portland Blast Furnace Slag Cement adalah semen Portland yang dicampur dengan kerak dapur tinggi secara homogen dengan cara mencampur bubuk halus semen Portland dengan bubuk halus slag atau menggiling bersama antara klinker porland dengan butiran slag. Activitas slag (Slag Activity) bertambah dengan bertambahnya ratio CaO + MgO/SiO2 + Al2O3 dan glass content. Tetapi biasanyan keberadaan ratio oksida dan glass Content tersebut saling berkebalikan. Beberapa sifat slag semen adalah sabagai berikut :
-
- Jika kehalusannya cukup, mempunyai kekuatan tekan yang sama dengan semen portland.
- Betonnya lebih stabil dari pada beton semen portland
- Mempunyai permebility yang rendah
Semen Masonry
Semen masonry pertama kali diperkenalkan di USA, kemudian berkembang kebeberapa negara.Secara tradisional plesteran untuk bangunan umumnya menggunakan kapur padam, kemudian meningkat dengan dipakainya semen portland yang dicampur dengan kapur padam. Namun karena dianggap kurang praktis maka diperkanalkan Semen Masonry .
Portland Composite Cement (Semen Portland Campur)PCC -SPC
Menurut SNI 17064-2004, Semen Portland Campur adalah Bahan pengikat hidrolisis hasil penggilingan bersama sama terak (clinker) semen portland dan gibs dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran antara bubuk semen portland dengan bubuk bahan bahan anorganik lain. Bahan anorganik tersebut antara lain terak tanur tinggi (blastfurnace slag), pozzoland, senyawa silika, batu kapur, dengan kadar total bahan anorganik 6 – 35 % dari massa semen portland composite. Menurut Standard Eropa EN 197-1 Portland Composite Cement atau Semen Portland Campur dibagi menjadi 2 Type berdasarkan jumlah Aditive material aktif
- Type II/A-M mengandung 6 – 20 % aditif
- Type II/B-M mengandung 21 – 35 % aditif
Kalau pada Portland Pozzolan Cement (Semen Portland Pozzolan) aditif yang digunakan hanya 1 jenis maka pada Portland Composite Cement ini aditif yang digunakan lebih dari 1 jenis atau 2 jenis maka semen ini dikelompokkan pada TERNARY CEMENT.
sumber : http://rdianto.wordpress.com



















