Oleh : Muhammad Supriadi
Sebelumnya mohon maaf jika artikel
ini membahas sesuatu yang agak berbau dewasa. Karena tema ini sangatlah penting
untuk dibahas, untuk meluruskan sikap yang benar bagi seorang muslim atau
muslimah tentang hal ini. “Pekan Kondom Nasional” Inilah yang akan digelar
sejak 1 Desember hingga 7 Desember nanti. Kegiatan gila yang dipelopori oleh
orang-orang yang ingin MENCOBA gila dengan segala pemikiran GILA yang
disangkanya itu adalah GULA. Simaklah pernyataan-pernyataan para pendukung acara
tersebut.
“HIV sebenarnya tidak mudah menular. Virus itu menular
karena perilaku berisiko seperti seks bebas maupun menggunakan jarum suntik
bergantian. Kondom merupakan alat kesehatan untuk menekan angka HIV/AIDS”. Kata
Dr Kemal Siregar. http://www.tribunnews.com/kesehatan/2013/11/14/pekan-kondom-nasional-digelar-selama-satu-minggu-kondom-dibagikan-gratis
Menurutnya, Kemenkes punya kewajiban untuk mengurangi
penularan HIV. Pada perilaku seks berisiko, penularan HIV bisa dicegah dengan
menggunakan kondom. Tentunya, menghindari perilaku seks berisiko jauh lebih
dianjurkan. http://www.solopos.com/2013/12/01/hari-aids-hari-ini-pekan-kondom-nasional-dimulai-469969
Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) bersama DKT
Indonesia dan Kementerian Kesehatan Nasional akan menggelar Pekan Kondom
Nasional (PKN) pada 1 Desember hingga 7 Desember mendatang. Disebutkan, akan
ada pembagian kondom secara gratis pada acara tersebut. http://www.tribunnews.com/kesehatan/2013/11/14/pekan-kondom-nasional-digelar-selama-satu-minggu-kondom-dibagikan-gratis
Untuk tahun ini, PKN mengusung tema "Protect Youself,
Protect Your Partner" yang sebenarnya merupakan wujud kepedulian terhadap
HIV dan AIDS. Seperti diketahui, 80 persen penularan HIV berasal dari hubungan
seks tidak aman sehingga meningkatkan kesadaran penggunaan kondom akan
melindungi diri sendiri dan pasangan. http://health.kompas.com/read/2013/11/15/0546520/Dinilai.Efektif.Pekan.Kondom.2013.Digelar.Lebih.Besar
Nah itu
lah beberapa cuplikan tentang “PEKAN KONDOM (baca: SEX) NASIONAL” yang dikira
menimbulkan efek kebaikan. Padahal dengan dibagikan kondom tersebut menjadikan
setiap orang merasa TERFASILITASI untuk melakukan sex bebas. Orang yang semula
tidak terfikir untuk melakukan sex bebas karena takut terkena virus HIV/AIDS,
menjadi BERANI untuk uji coba atau uji nyali menggunakan kondom tersebut.
Kenapa ?? lha kan tanggung, sudah dikasih gratis masak mau dibuang kan sayang.
That’s true !! bahwa masyarakat negara kita sangat suka dengan yang berbau
“FASILITAS GRATIS”.
Ibarat
lilin yang berusaha menerangi sekitarnya, tapi ternyata dirinyalah yang akan
binasa terbakar. Begitu juga lembaga KPAN atau lembaga lain yang mendukung hal
tersebut, berniat memberantas HIV/AIDS di Indonesia tapi malah menfasilitasi
warganya untuk melakukan sex bebas. Mari kita mengetes keKONSISTENan para
penggagas atau pendukung ide ini dengan beberapa pertanyaan berikut ini.
Pertanyaan yang semisal dengan ide mereka dan tujuan pembagian kondom. Yaitu “Protect
Youself, Protect Your Partner”.
- Jika ada salah satu dari suami, istri, atau anak-anak mereka ingin pergi ke daerah Puncak, Bogor. Yang dimana daerah tersebut adalah daerah yang terkenal untuk berbuat mesum asusila dsj. Apakah mereka berani untuk mengatakan “Ini yah/bunda/nak bawalah kondom agar disana tidak terjangkit virus HIV/AIDS”. Beranikah ???
- Jika salah satu keluarganya akan mengadakan rapat diluar kota, dan menginap disebuah hotel. Dan rekan rapatnya tersebut campur pria dan wanita dalam satu hotel. Apakah mereka akan berkata, “ini ayah/bunda, bawa kondom ya, agar bisa mencegah HIV/AIDS kalo dihotel nanti”.. Mungkinkah ??
- Ketika anak perempuan/anak laki-laki mereka akan pergi ke sekolah atau ke kampus. Benarkah mereka akan berkata,”Ini nak saya kasih kondom, agar virus HIV/AIDS tidak tersebar ketika terjadi seks bebas”. Akankah mereka berkata begitu ??
- Jika mereka akan tugas keluar negeri, atau keluar kota dalam waktu beberapa tahun. Lantas apakah mereka akan mengatakan, “Ayah/bunda di lemari sudah aku sediakan kondom banyak sekali. Karena dengar-dengar HIV/AIDS banyak tersebar gara-gara seks bebas, mangkannya ayah/bunda menyediakan kamu kondom dirumah. Jaga rumah ya, ayah/bunda pergi dulu.” Masih waraskah ??
- Akan kah mereka mengumpulkan keluarganya seisi rumah dan mengatakan, “wahai suami/istri dan anak-anakku seks bebas tanpa kondom itu bisa menyebabkan HIV/AIDS. Maka dari itu Pakailah kondom !!”. setelah memakai kondom lantas keluarganya akan melakukan seks bebas dengan siapa ?? Relakah ia ??
- Benarkah mereka akan berkata kepada suami/istri mereka, dan anak-anak mereka. “Ayah/Bunda/nak pakailah kondom !! saya tidak menyuruh kamu untuk melakukan seks bebas tapi bila kamu mau, ya monggo. Saya bolehin kok.” Berani berkata begitu ??
Jadi jika kita teliti dan berpikir
jeli, makna tersirat/intinya dari program ini adalah “Pakailah Kondom !! Saya
tidak menanjurkan seks bebas !!! Tapi jika anda mau.. ya Silahkan !! saya akan menfasilitasi anda, supaya anda
Tidak Akan Terserang Penyakit HIV/AIDS.”
Sungguh
Seks Bebas adalah tindakkan irrasional yang diakui kebejatannya oleh ajaran
manapun, agama apapun. Terkhusus bagi kita selaku Muslim dan Muslimah. Itu
tetaplah HARAAAMMM dan perbuatan KEJIIIIIII !!!
Jika
anda ingin melakukan/mencoba seks bebas ingatlah dan pikirkan kata-kata berikut
ini :
- Ketahuilah bahwa hal tersebut adalah hal yang haram, dosa besar, mendatangkan murka Allah, salah satu loket untuk membeli tiket ke neraka.
- Jika anda ingin berzina dengan seorang wanita. Pikirkanlah, apakah Rela jika anak perempuan anda nanti juga di zina-hi oleh laki-laki lain ?? Relakah jika Ibu anda juga berzina dengan laki-laki lain ?? Relakah saudara perempuan anda berzina dengan laki-laki lain ?? Relakah jika istri anda nanti juga berzina dengan laki-laki lain ??
- Jika anda ingin berzina dengan seorang pria. Maka pikirkanlah, apakah engkau rela jika nanti ayahmu juga berzina dengan wanita lain ?? apakah kau rela nanti anak laki-lakimu suka berzina dengan banyak wanita ?? Apakah kau rela jika suami mu nanti berzina dengan orang lain ??
PIKIRKANLAH !!! Dan Renungkanlah wahai penulis dan pembaca
artikel ini. Terutama penggagas program ini.
0 komentar:
Post a Comment