Oleh : Muhammad Supriadi al Jawiy
BEBERAPA CONTOH KETELADANAN DAN KEUTAMAANNYA
Keutamaan Abu bakar radhiyallahu ‘anhu sangat banyak sekali dan telah dimuat dalam kitab-kitab sunnah, kitab tarajim (biografi para tokoh), maupun kitab-kitab tarikh, namun saya akan berusaha meringkasnya sesuai dengan yang telah disebutkan al Hafizh Abdullah al Bukhori dalam shahihnya yang termuat dalam kitab Fadha’il shahabat .
1. Beliau Adalah Sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di Gua Dan Ketika Hijrah.
Allah berfirman,
”Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (At Taubah : 40)
’Aisyah, Abu Said dan Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat ini mengatakan,”Abu Bakarlah yang mengiringi Nabi dalam gua tersebut”.
Diriwayatkan dari al Barra’ bin ’Azib, ia berkata,”Suatu ketika Abu Bakar pernah membeli seekor tunggangan dari ’Azib dengan harga 10 dirham, maka Abu Bakr berkata kepada ’Azib,”suruhlah anakmu si Barra agar mengantarkan hewan tersebut”. Maka ’Azib berkata,”Tidak, hingga engkau menceritakan kepada kami bagaimana kisah perjalananmu bersama Rasulullah ketika keluar dari Makkah sementara orang-orang musyrikin sibuk mencari kalian”.
Abu Bakar berkata,”Kami berangkat dai makkah berjalan sepanjang siang dan malam hingga datang waktu dzuhur, maka aku mencari cari tempat bernang agar kami dapat beristirahat dibawahnya, ternyata aku melihat ada batu besar, maka segera kudatangi dan terlihat disitu ada naungannya, maka kubentangkan tikar untuk Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, kemudian kukatakan padanya,”Istirahatlah Wahai Nabi Allah”. Maka beliaupun istirahat, sementara aku memantau daerah sekitarku. Apakah ada orang-orang yang mencari kami datang mengintai. Tiba tiba aku melihat seorang penggembala kambing sedang menggiring kambingnya kearah teduhan di bawah batu tersebut ingin berteduh seperti kami, maka aku bertanya kepadanya,”siapa tuanmu wahai budak ?”. Dia menjawab,”Budak milik si fulan, seseorang dari suku Quraisy”. Dia menyebut nama tuannya dan aku mengenalnya, kemudian kutanyakan,”Apakah kambingmu memiliki susu?”. Dia menjawab,”Ya!”. lantas kukatakan,”Maukah engkau memeras untuk kami?”. Dia menjawa,”Ya!!”. Maka dia mengambil salah satu dari kambing-kambing tersebut , setelah itu kuperintahkan agar ia membersihkan susu kambing tersebut terlebih dahulu dari kotoran dan debu, kemudian kuperintahkan agar menghembus telapak tangannya dari debu, maka dia menepukkan kedua telapak tangannya dan dia mulai memeras susu, sementara aku telah mempersiapkan wadah yang dimulutnya dibalut kain menampung susu tersebut dan kutunggu hingga bawahnya dingin, lalu kubawakan kepada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dan ternyata beliau sudah bangun, segera kukatakan padanya,”Minumlah wahai Rasulullah”. Maka beliau minum hingga kulihat beliau kenyang, setelah itu kukatakan padanya,”Bukankah kita akan segera berjalan kembali ya Rasulullah?”. Beliau menjawab,”Ya!”. Ahirnya kami melanjutkan perjalanan sementara orang-orang musyrik terus menerus mencari kami, tidak satu pun yang dapat menyusul kami kecuali Suraqah bin Malik bin Ju’syam yang mengendarai kudanya, maka kukatakan pada Rasulullah,”Orang ini telah berhasil mengejar kita Wahai Rasulullah”. Namun beliau menjawab,”Jangan kawatir, sesungguhnya Allah bersama kita”.
Diriwayatkan dari Annas dari Abu Bakar radhiyallahu ’anhu beliau berkata,”Kukatakan kepada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika berada didalam gua,”Andai saja mereka (orang-orang musyrik) melihat kebawah kaki mereka pastilah kita akan terlihat”. Rasul menjawab,”Bagaimana pendapatmu wahai abu bakar dengan dua orang manusia sementara Allah menjadi yang ketiga”.
Surabaya, 24 Rabi’ul Akhir 1433 H.. Pukul 17.27 WIB
Tukang bangunan, cari ilmu, dunia akherat.
[_[ MAKTABAH MUDAKU ]_]
Sumber :
Tartib wa Tadzib Kitab Al Bidayah wan Nihayah, penulis : Imam Ibnu Katsir, Penyusun : DR. Muhammad bin Shamil As Sulami. Penerbit : Dar al Wathan Riyadh, KSA. Cetakan 1 (1422 H/ 2002 M)
Edisi Indonesia “Al Bidayah Wan Nihayah, masa khulafa’ur rasyidin”. Penerjemah : Abu Ihsan al Atsari. Penerbit : Darul Haq, Jakarta. Cetakan 1 (1424 H/ 2004 M)
0 komentar:
Post a Comment