Tuesday, 23 May 2017

Agamamu Hanya Warisan ?



Jika semua Agama dianggap benar, apa perlunya Neraka diciptakan ?
Jika semua Agama dianggap benar, kenapa Allah tidak menjadikan mereka satu Agama saja ?
Pada hakikatnya, adalah suatu paradoks kalangan pluralis, ketika mereka menyerukan toleransi dan menerima perbedaan, lalu mereka tidak toleran dan tidak terima jika Agama itu berbeda-beda. Mereka memaksa semua Agama yang berbeda-beda itu benar.
.
Kawan, jika kebaikan dan kejahatan semuanya akan berakhir sama saja yakni di surga, Dajjal nanti akan berkata kepada Nabi Isa didepan pintu surga, lihat wahai Nabi Allah, setelah semua perang yang kita lakukan itu, bukankah akhir kita berada ditempat yang sama.
.
Kawan, Allah tidak akan membuat lelucon demikian kepada hamba-Nya.
.
Seorang calon pluralis kecil berkata:
Jalaluddin Rumi mengatakan, "Kebenaran adalah selembar cermin di tangan Tuhan; jatuh dan pecah berkeping-keping. 
Setiap orang memungut kepingan itu, memperhatikannya, lalu berpikir telah memiliki kebenaran secara utuh."
..
Apakah kau terima sobat, jika dikatakan Muhammad mendapat sebagian kebenaran dan sebagian lainya ada pada orang lain.
Bisakah kau bayangkan sobat, Muhammad berperang melawan kafir quraisy yang merupakan sukunya, kaumnya, bangsanya, hanya demi setengah kebenaran yang bisa saja setengah kebenaran lainya ada pada kafir quraisy yang diperangi(nya) sholallahu 'alaihi wassalam (?)
.
Si calon pluralis kecil juga bersabda:
Lantas, pertanyaan saya adalah kalau bukan Tuhan, siapa lagi yang menciptakan para Muslim, Yahudi, Nasrani, Buddha, Hindu, bahkan ateis dan memelihara mereka semua sampai hari ini?
.
Kawan, tentu saja mereka diciptakan Tuhan, dan apakah bukan suatu yang rasional jika Tuhan menciptakan sesuatu tapi tidak meridhoinya, itu rasional kok,.
Seperti Kekafiran dan Keimanan, keduanya adalah terjadi atas Taqdir Allah, tapi Allah ridho dengan Keimanan dan Tidak Ridho dengan Kekafiran,.apa itu suatu masalah ?
Bagi kita mungkin suatu masalah, tapi bagi Tuhan, apakah Tuhan dipersalahkan jika menetapkan seperti itu ?
Siapa kita jadi menilai tindakan Tuhan ?
Bukankah jika kita mengkritik keputusan Tuhan, nantinya akan membuat bingung orang-orang tentang siapa sejatinya yang berkuasa mengatur semesta ini.




================
Anggap saja terlahir sebagai muslim sebagai masa lalumu yang tak indah, tapi bukankah dirimu yang sekarang memiliki pilihan untuk memutuskan akan menjadi apa kau kedepan ?
Atheis, Nashrani, Yahudi, Zoroaster, Majusi, Konghucu dan lainya, It's all about your self, your choice,. Kami tak akan intervensi pilihanmu itu,.deal_

Adapun saya akan sangat bersyukur terlahir sebagai muslim, karena kalaupun terlahir sebagai atheis saya ragu akan cukup cerdas menemukan hidayah dan kebenaran jika semuanya hanya disandarkan pada upaya akal mencari kebenaran.

Jika ditelusuri Jejak hitam ideologi liberal yang langsung dikonfrontasi oleh Islam, maka telah direkam oleh sejarah yang valid ketika Orang-orang kafir Quraisy mencoba negosiasi dengan Nabi;
'' Muhammad Kau sembah tuhan-tuhan kami selama setahun dan kami akan sembah Tuhan mu selama setahun ''.
Maksudnya; 
Mereka menawarkan solusi damai atas konflik horizontal yang tengah terjadi diantara mereka (lantaran dakwah Tauhid Rasulullah) dengan mendorong Nabi mengakui agama mereka benar dan mereka akan mengakui agama yang dengannya Nabi diutus juga benar. sederhananya: semua agama dianggap benar saja, kan beres tidak ada konflik,.
.
Kawan bukankah itu terdengar sama percis dengan apa yang dikatakan orang (liberal) ini::
// Bayangkan jika kita tak henti menarik satu sama lainnya agar berpindah agama, bayangkan jika masing-masing umat agama tak henti saling beradu superioritas seperti itu, padahal tak akan ada titik temu.
Latar belakang dari semua perselisihan adalah karena masing-masing warisan mengklaim, "Golonganku adalah yang terbaik karena Tuhan sendiri yang mengatakannya".//
.
Mari kita dengar dan simak dengan seksama apa jawaban Rasulullah ketika ditawari solusi damai yang ngelantur seperti itu, Rasulullah menjawab:
Katakanlah, " Hai orang-orang kafir. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak akan menjadi penyembah apa yang kamu sembah dan kamu tidak akan pernah menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu dan untukku agamaku.
(Al-Kaafiruun 1-4)

Analogi:

Jika seorang pencuri berdebat dengan pemilik barang yang dicurinya tentang siapa yang sebenarnya pemilik barang tersebut, apakah jika Anda datang sebagai wasit akan membenarkan keduanya adalah pemilik sah barang tersebut /?/
Apakah itu akan terlihat sebagai sebuah solusi,, atau pembenaran yang sangat konyol /?/
..
Akan tetapi yang lebih tidak masuk akal adalah, menyamakan atau mendikte individu yang menyembah satu Tuhan dengan individu yang menyembah banyak tuhan keduanya sama-sama benar, kenyataannya individu yang menyembah satu Tuhan akan marah ketika diminta menyembah banyak tuhan begitu juga sebaliknya.
Solusi atas konflik ini bukan mendamaikan keduanya dengan mendoktrin keduanya sebagai agama yang benar, tapi seharusnya mencari tahu apakah Tuhan itu Satu atau Tuhan itu banyak,.
Jika telah diketahui bahwasanya ternyata Tuhan itu Esa, maka masih membenarkan orang yang mengibadati banyak tuhan adalah seperti membenarkan perdebatan Pencuri dan Pemilik Barang yang dicuri bahwa keduanya adalah Pemilik barang yang Sah.
Bukankah itu sama saja dengan melakukan Genosida atas Akal Sehat ?!


Nah, silakan Afi bicara, tapi domain Agama jangan dimasuki, kecuali Afi sudah jadi Ahli Agama pula..


ditulis oleh : Aly Rayhan Al-Mishry.

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment