Friday, 25 November 2011

KEUTAMAAN MENJAGA ANAK YATIM


Kata yatim berarti orang yang berada dalam kesendirian, dan menurut istilah adalah anak yang belum baligh, yang telah meninggal ayahnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam menjelaskan tentang keutamaan menjaga anak yatim.

dari Abu Hurairah, ia berkata : Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:” Saya dan orang yang merawat anak yatim di dalam surga, seperti ini (sambil menunjuk jari telunjuk dan ibu jari)”.
[HR Al-Bukhori]

Pada hadits diatas merupakan dalil tentang keutamaan menjaga anak yatim yaitu dekat dengan Rasulullah di surga nanti. Sebagai seorang muslim hendaknya kita berlomba2 dalam perbuatan baik yaitu termotivasi untuk memelihara anak yatim dan tidak menyakitinya. Dalam penafsiran makna dekatnya seorang yang menjaga anak yatim dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, para ulama’ berbeda pendapat tentangnya, yaitu :
1.      Kedekatan rumahnya dengan rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat di surga nanti.
2.      Kedekatan dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat memasuki surga.

Yang dimaksud menjaga anak yatim adalah tidak harus anak sendiri, tetapi mencakup keseluruhan anak yatim, entah punya hubungan kekerabatan atau tidak. Dan sebaik2 rumah adalah yang didalamnya ia menjaga anak yatim, dan seburuk2 rumah adalah yang didalamnya ia menghardik anak yatim.
Jika ada seseorang yang memakan harta anak yatim maka ia sama saja dengan memakan bara api yang akan masuk kedalam perutnya, karena perbuatan itu adalah perbuatan yang dilarang dalam islam. Dan yang diperbolehkan serta termasuk salah satu cara untuk menjaga anak yatim adalah memperdagangkan harta anak yatim, maksudnya ialah mengembangkan harta tersebut dengan cara dijadikan usaha atau yang lainnya, lalu laba dari hasil usaha itu sepenuhnya diberikan kepada anak yatim tersebut. Diantara bentuk menjaga anak yatim yang lainnya adalah dengan menikahinya dll. Dan jika kita berbuat baik kepada anak yatim maka seharusnya juga berbuat baik pula kepada ibunya / para janda. Wallahu a’lam.



Ditulis oleh : tukang bangunan, cari ilmu, dunia akherat.

Surabaya, 21 November 2011   (14.48). di siang saat adzan berkumandang.
Goresan tinta seorang thalibul’ilmi

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment