Qiblati
Tidak diragukan lagi bahwa agama Syi’ah (agama imamiyyah, agama mut'ah, agama taqiyyah) memiliki keyakinan-keyakinan khusus yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan Islam dan millah Nabi .
Ini disebabkan oleh kesungguhan pendiri agama Syi’ah, Si Yahudi, ‘Abdullah bin Saba` dan para pengikutnya. Dimana mereka telah memberangus hakikat Islam, memecah belah barisah kaum muslimin, kemudian menisbatkan berbagai aqidah batil, dan pemikiran-pemikiran menyimpang itu kepada ‘Ali , dan keluarganya yang bersih.
Berikut ini adalah ringkasan keyakinan-keyakinan menyimpang mereka yang keluar dari agama Islam, yang kami ambil dari kitab-kitab induk dan rujukan mereka agar jalan mereka menjadi jelas, dan penyimpangan mereka dikenali.
Perlu diketahui bahwa mayoritas orang yang berafiliasi kepada mereka tidak mengetahui tentang sebagian keyakinan-keyakinan kufur ini. Dimana keyakinan kufur tersebut menjadi seperti sebuah hakikat yang hilang dari mereka. Maka pada saat sebagian mereka menafikan keyakinan-keyakinan batil ini, sesungguhnya mereka itu hanyala menafikannya karena kebodohannya terhadap agama Syi’ah.
Kami akan menyampaikan keyakinan-keyakinan agama Syi’ah yang terpenting dengan ringkas. Yaitu sebagai berikut:
1. Keyakinan syirik kepada Allah seperti orang Yahudi dan Nasrani, dan seluruh orang-orang musyrik lainnya, wal’iyadzu billah. Di antara keyakinan syirik mereka adalah keyakinan mereka bahwa dunia dan akhirat adalah milik Imam, dia akan meletakkannya sesukannya, dan akan memberikannya kepada siapa saja yang dia sukai.
2. Aqidah bada`ah yang rusak, yaitu aqidah yang menisbatkan kebodohan kepada Allah Ta'ala. Maka aqidah bada` dengan kedua maknanya mengharuskan adanya kebodohan terlebih dahulu pada diri Allah, kemudian baru terjadi ilmu (mengetahui).
Keduanya tentu saja mustahil bagi Allah Ta'ala. Lalu penisbatannya kepada Allah Ta'ala adalah termasuk kekufuran terbesar. Maka mereka menjadikan ibadah ini sebagai ibadah yang teragung. Lalu mereka mengklaim bahwa tidaklah Allah itu diagunggkan seperti diagungkan dengan bada`.
Aqidah ini diambil dari kitab-kitab Yahudi. Sungguh telah datang di dalam Taurat yang telah diubah-ubah oleh Yahudi sesuai dengan yang diinginkan oleh hawa nafsu mereka berbagai nash jelas yang mengandung penisbatan makna bada` kepada Allah Ta'ala, wal’iyadzu billah.
3. Keyakinan akan kema`shuman para imam dua belas yang menyelisihi aqidah penutup kenabian dan para nabi, yakni Muhammad .
4. Keyakinan bahwa al-Qur`an yang ada sekarang (yang dikenal dengan mushhaf Utsmani ini) telah diubah-ubah, diganti, ditambahi dan dikurangi, wal’iyadzu billah, dan ini adalah termasuk keyakinan mereka yang terburuk, dan paling rusak yang mengharuskan keluarnya mereka dari agama Islam.
5. Aqidah penghinaan kepada Rasulullah , Ali , dan al-Hasan serta al-Husain .
6. Aqidah penghinaan kepada Ummahatul Mukminin, istri-istri Nabi , mudah-mudahan Allah meridhai mereka semua.
7. Aqidah penghinaan kepada putri-putri Nabi , terutama penghinaan kepada penghulunya kaum wanita, Fathimah az-Zahra`.
8. Aqidah penghinaan kepada al-‘Abbas, Ibnu al-‘Abbas, dan ‘Uqail .
9. Aqidah penghinaan kepada Khulafa`ur Rasyidin, kaum Muhajirin, Kaum Anshar dan Ummahatul Mukminin .
10. Penghinaan kepada para imam ahlul bait , dan keseluruhan penghinaan ini disebutkan di dalam kitab-kitab induk syi’ah, dan yang terdepan adalah kitab al-Kafi.
11. Aqidah taqiyah (dusta kepada ahlussunnah), yaitu telah ditentukan atas orang-orang Syi’ah agar mereka menyembunyikan kebenaran dan tidak menampakkannya kepada ahlussunnah, bahkan wajib atasnya untuk menampakkan bahwa dia berada di atas agama ahlussunnah bersamaan dengan menyembunyikan agama syiahnya serta tidak menampakkannya agar tidak ada madharat yang mengenai agamanya.
12. Aqidah mut’ah, yaitu pernikahan yang dibatasi waktu dan perjanjian rahasia antara seorang laki-laki dengan seorang wanita untuk melakukan hubungan jima’ di antara keduanya setelah penunaian format pernikahan antara seorang laki-laki dengan wanita yang dimut’ah.
Perkara tersebut tidak membutuhkan saksi, tidak juga pengumuman. Bahkan sekalipun tanpa izin walinya. Orang Syi’ah beranggapan bahwa tidak mengapa seorang ayah membantu putrinya untuk menemukan orang yang mau bermut’ah dengannya untuk beberapa jam, atau yang lebih baik yaitu beberapa hari tertentu, karena dengan hal itu berarti ia telah saling menolong di atas kebaikan dan ketakwaan, serta membantu mendirikan satu syi’ar syari’at dari agama ini!!!, wal’iyadzu billah.
Agar mereka bisa merusak agama kaum muslimin, mereka menjadikan orang yang mengingkari mut’ah sebagai orang yang mengingkari agama, dan bahwa mut’ah merupakan salah satu sebab dari sebab-sebab masuk sorga. Anak hasil mut’ah lebih utama daripada anak hasil pernikahan sah, dan wanita yang dimut’ah diampuni dosanya, siapa yang berpaling dari mut’ah berkurang pahalanya pada hari kiamat, dan keutamaan keutamaan lain.
Bersamaan dengan seluruh keutamaan ini, dan seluruh kerusakan besar yang mereka masukkan ke dalam agama Islam ini, tidak ditemukan satu imam pun dari para imam mereka yang merupakan hasil mut’ah. Sebagaimana tidak ditetapkan dari kitab-kitab mereka atas prilaku mut’ah yang dilakukan oleh para imam dan ahlul bait.
Dan yang aneh, bahwa orang-orang Syi’ah bermut’ah dengan putri-putri orang awam, sementara tidak kita temukan seorang pun yang bermut’ah dengan putri-putri para ulama, pejabat, dan para tokoh mereka. Maka di manakah akal-akal itu berada?!!
13. Aqidah bolehnya meminjamkan kemaluan, dan ini berbeda dengan pernikahan mut’ah. Yaitu berupa tukar menukar istri, dan mereka nisbatkan kepada ahlul bait, wal’iyadzu billah.
14. Aqidah bolehnya melakukan anal sex dengan wanita, perbuatan ini menyelisihi fitrah dan agama Islam, lalu mereka menisbatkannya juga dengan dusta kepada ahlul bait, wal’iyadzubillah.
15. Aqidah raj’ah, yaitu aqidah kembalinya para imam mereka kepada kehidupan ini. Di antara mereka ada yang mengingkari kematian mereka, serta berkata bahwa mereka itu menghilang, kemudian nanti akan kembali. Orang yang pertama kali berkata dengan aqidah raj’ah adalah Yahudi. Demikian juga mereka berkeyakinan akan bangkitnya musuh-musuh ahlul bait dari kalangan para sahabat dan ummahatul mukminin (dari kuburan sebelum hari kiamat) agar imam mereka al-Mahdi al-Maz’um mengqishash mereka.
16. Aqidah at-Thinah, yaitu bahwa Syi’ah diciptakan dari tanah khusus, sementara ahlussunnah diciptakan dari tanah lain. Kemudian dilakukanlah pencampuran di antara dua tanah tersebut dengan bentuk tertentu. Maka apa yang ada pada orang Syi’ah dari berbagai maksiat dan kejahatan, maka itu adalah karena pengaruh tanah sunniy, dan segala kebaikan dan amanah yang ada pada sunni, maka itu adalah karena pengaruh tanah syi’iy. Maka jika nanti pada hari kiamat, sesungguhnya segala keburukan dan hukuman bagi syi’ah diletakkan di atas ahlussunnah, dan kebaikan-kebaikan ahlussunnah diberikan kepada syi’ah.
17. Aqidah niyahah, meratap, merobek baju, dan menampar pipi atas terbunuhnya al-Husain , dan keyakinan-keyakinan lain yang menyimpang dari aqidah Islam.
Ini adalah ringkasan aqidah Syi’ah (rafidhah) batil yang menyebar di tengah-tengah sebagian kaum muslimin yang jahil. Oleh karena itulah kita tidak menemukan seorangpun –dari ahlissunnah- yang memeluk agama Syi’ah kecuali karena jahil atau mencari dunia.
Sumber : Majalah Qiblati
0 komentar:
Post a Comment