HANYA ADA DI SAUDIA
Waktu menunjukkan pukul 04.30 di jam tangan
kami. Dan memang sengaja kami setting agar tetap mengikuti Waktu Indonesia
Barat.
Menurut kebiasaan,
jam segitu sudah menunjukkan masuk shalat shubuh untuk Pulau Jawa. Namun
masalahnya pesawat baru memasuki perairan Thailand, sekitar laut Andaman. Pada
waktu tersebut, kami sudah dibangunkan oleh teman di samping. Kami lihat ke
langit-langit, belum masuk waktu Shubuh.
Beranjak ke bagian buritan pesawat. Kami lihat
ada seorang pramugara di belakang (tampak wajah Saudi) sedang duduk di kursi
penumpang sambil mengutak-atik layar.
Kami bertanya, "Saya ingin tahu waktu
shalat shubuh."
Ia menjawab, "Insya-Allah nanti akan
diumumkan."
Saat itu ... orang-orang berhidung mancung, nampak
sekali perawakan Saudi sedang menuju bagian belakang dari pesawat.
Kami lihat-lihat, ternyata di bagian belakang
memang ada mushalla, tempat shalat.
Walhamdulillah ...
Mereka semangat berbondong-bondong ke ruang
shalat padahal waktu masih menunjukkan jam lima pagi.
Sambil menunggu, masing-masing sibuk shalat
sunnah. Mumpung masih ada kesempatan menambah shalat tahajud dan witir.
Saat pukul 05.35, waktu di jam tangan kami,
dari ruang pilot sudah meneriakkan, "Sekarang waktu Shalat Fajar (Shalat
Shubuh)."
Barulah saat itu dilaksanakan shalat shubuh
secara berjama'ah dengan jamaah sekitar sepuluh orang.
Ternyata habis shalat, sudah banyak yang
mengantri di belakang. Dan orang-orang yang ingin shalat terus berdatangan ke
musholla yang hanya berukuran dua kali dua.
---
Pelajaran penting yang bisa digali:
1. Orang Saudi sangat memperhatikan waktu
shalat, sepertinya mereka sudah merasa Shubuh sudah akan masuk karena sebelum
waktu shalat tiba, mereka sudah berkumpul untuk menanti.
2. Kami baru tahu ada mushalla di dalam
pesawat. Ini baru kami temui di pesawat Saudia Airlines, belum di maskapai
lainnya.
3. Pilot Saudia sangat memperhatikan
kemaslahatan jamaah, sebelum masuk shubuh ia selalu memperhatikan keadaan
langit. Lalu ia umumkan mengenai waktu shalat.
4. Sempat terjadi dialog dengan orang Indo yang
ikut shalat. Kala itu ia mengambil tayamum dengan debu di dinding pesawat.
Orang Saudi sempat menasihati. "Masih ada air dan bisa gunakan
sedikit-sedikit saja. Tidak boleh beralih pada tayamum."
Memang benar, kami juga praktikkan seperti itu
selama shalat di pesawat. Air masih ada, dan Insya-Allah masih cukup untuk
jamaah 400-an. Tak boleh beralih sama sekali pada tayamum dalam kondisi ada air
yang mencukupi seperti itu.
Akhirnya, setelah dinasihati dengan baik dan
santun, sambil kami juga menerjemahkan perkataan orang Saudi, orang Indo pun
beralih memakai air.
4. Semangat shalat malam walau di pesawat.
5. Mau rela ngantri menunggu gantian
menggunakan musholla.
6. Tetap semangat menjaga shalat jamaah
meskipun di pesawat.
7. Tetap melakukan shalat dalam keadaan berdiri
dan menghadap kiblat sedangkan arah pesawat saat itu ke arah timur.
Semoga bisa jadi pelajaran berharga dan jadi
penyemangat kita untuk beribadah.
---
Berbagi cerita saat di Saudia Airlines, Rabu, 25
Rabi'ul Awwal 1437 H
Muhammad Abduh Tuasikal
--------------------------------------------
Itulah salah satu kebaikan diantara kebaikan-kebaikan Arab Saudi. Namun apa daya jika banyak kebaikan negara tersebut tidak dihiraukan sebagian orang yang mengedepankan hawa nafsunya. Sehingga mereka tetap menganggap Saudi sebagai negara wahabi yang sesat.
Bukan bermaksud untuk mengajak seluruh orang agar mencintai Arab Saudi dan membenci Nusantara atau negaranya sendiri, tapi kami hanya ingin agar setiap orang itu objektif dan berwawasan luas dalam menghukumi sebuah realita. Tentu kita tahu bahwa Arab Saudi seperti negara-negara lain yang memiliki banyak kesalahan dan kekurangan. Tapi mencela dengan membabi buta tanpa sebab yang jelas adalah salah satu bentuk kurangnya akal dan pola pikir kolot.
Maka jadilah pembaca yang cerdas dan objektif serta jangan lupa untuk ikut serta dalam membangun bangsa menuju peradaban yang maju.!!!
Muhammad Danu Kurniadi
--------------------------------------------
Itulah salah satu kebaikan diantara kebaikan-kebaikan Arab Saudi. Namun apa daya jika banyak kebaikan negara tersebut tidak dihiraukan sebagian orang yang mengedepankan hawa nafsunya. Sehingga mereka tetap menganggap Saudi sebagai negara wahabi yang sesat.
Bukan bermaksud untuk mengajak seluruh orang agar mencintai Arab Saudi dan membenci Nusantara atau negaranya sendiri, tapi kami hanya ingin agar setiap orang itu objektif dan berwawasan luas dalam menghukumi sebuah realita. Tentu kita tahu bahwa Arab Saudi seperti negara-negara lain yang memiliki banyak kesalahan dan kekurangan. Tapi mencela dengan membabi buta tanpa sebab yang jelas adalah salah satu bentuk kurangnya akal dan pola pikir kolot.
Maka jadilah pembaca yang cerdas dan objektif serta jangan lupa untuk ikut serta dalam membangun bangsa menuju peradaban yang maju.!!!
Muhammad Danu Kurniadi
0 komentar:
Post a Comment