Alkisah, dahulu kala hiduplah seorang raja yang muda serta mempunyai
kekuasaan yang luas. Ia hidup bersama penasihatnya. Suatu ketika iapun
merasa susah, karena ia bingung apa yang akan dia lakukan. Iapun
bercerita kepada penasihatnya. “wahai penasihat aku bingung dengan
diriku ini, aku telah menjadi raja, tapi kenapa aku merasa hidupku ini
tidak enak, aku meras sepi”. Maka dengan senyum dan bijak sang penasehat
menjawab “Wahai raja, lebih baik kau menikah, insyaallah khoir,
insyaallah kau tidak merasa sepi”.
Maka sang rajapun
menuruti apa kata penasehat, sang raja pun menikah. Dan benar raja
merasa sangat bahagia, ia tidak merasa sepi lagi. Namun sang raja
merasa ada yang kurang, ia belum mempunyai anak. Setelah berbincang
sama penasehat, penasehat menganjurkan untuk memiliki anak. “insyaallah
khair” kata penasehat. Maka akhirnya memilih untuk memiliki anak.
Hingga akhirnya ia mempunyai seorang anak laki- laki.
Seirng
berjalananya waktu sang anak pun tumbuh besar. Hingga akhirnya ia
mulai memasuki bangku sekolah. Pada saat ini sang raja kembali bingung,
anaknya akan disekolahkan dimana. Maka ia kembali berbicara pada
penasehatnya. “wahai penasehat bagaimna menurutmu tentang sekolah mana
yang pantas untuk anakku ini?” tanya sang raja. Maka dengan bijaksna
penasehat berkata “sekolahkan saja anak raja ke negeri seberang,
Insyaallah khair, dan insyaallah itu lebih baik”. Maka dengan berat
hati sang raja menyekolahkan anaknya ke negeri seberang.
Dengan
perginya anaknya, maka sang raja merasa kesepian. Pada suatu malam ia
mengupas buah apel. Namun apa gerangan, tangannya terkena pisau hingga
mau putus. Sang raja merasa hatinya resah, ia menganggap kalau sedang
terjadi sesuatu yang tidak baiak pada anaknya. Maka iapun kembali
bicara pada penasehatnya. Wahai penasehat menurutmu aa yng sedang
terjadi, aku merasa tidak enak, ini tanganku teriris pisau dan mau
patah” kata sang raja. Maka dengan muka senyum penasehat
berkata”Insyaallah khair”. Mendengar jawaban penasehat rajapun merasa
jengkel, karena dari dulu setiap dimintai pendapat penasehat njawabnya
“insyaallah khair” terus. Karena merasa marah maka penasehat tersebut
dijebloskan ke dalam penjara.
Sang raja pun mengangkat
penasehat baru. Setelah itu mereka langsung berburu di hutan.
Kebetulan sang raja memang suka berburu. Dengan membawa segenap pasukan
dan penasehatnya rajapun berangkat berburu di hutan. Di tengah jalan
raja melihat seekor rusa. maka dengan menunggangi kuda sang raja dan
penasehat barunya mengejar rusa tersebut. Namun, tidak dengan para
pengawalnya. Mereka kelelahan mengejar sang raja, karena mereka harus
berlari. Hingga tanpa diasadari tinggal sang raja dan penasehat yang
mengejar buruannya. Akhirnya sang raja mendapatkan posisi yang tepat
untuk memanah rusa tersebut. Tanpa disadari, ternyata mereka berdua
telaah di kepung oleh bangsa pedalamann hutan tersebut. Di saat yang
bersamaan Bangsa pedalaman tersebut sedang mencari manusia untuk
upacara adat. Tanpa bisa bebuat maka raja dan penasehat baru teresebut
dibawa. Dengan posisi seperti akan disate maka penasehat baru tersebut
di panggang, hingga akhirnya ia meninggal dunia. Saat giliran sang raja
yang akan di panggang, maka ada seorang bangsa tersebut melihat bahwa
ada bagian tubuh yang rusak dari sang raja tersebut, yaitu jari
tangannya hampir putus. Mereka juga tidak enak kalau mau memberi
sesajen pada leluhurnya dengan barang yang cacat. Maka sang rajapun tak
jadi di panggang, dan akhirnya dilepaskan.
Dengan
perasaan takut maka rajapun kembali ke kerajaan. Sang raja langsung
menemui penasehatnya yang pertama.”wahai penasehat ternyata kau benar,
kalau tidak jariku ini terluka, maka aku bisa di panggang oleh bangsa
pedalamna hutan tersebut” kata sang raja sambil minta maaf. Dengan
tersenyum sang penasehat berkata” saya juga berterima kasih pada raja,
karena telah menjebloskan saya ke penjara. Karena kalau tidak aku juga
sudah dipanggang oleh bangsa pedalaman tersebut”. Hingga akhirnya sang
raja dan penasehat pun kembali hidup rukun.
Hikmah :
Akan ada saat dimana musibah yang menimpa kita akan kita syukuri di
kemudian hari, maka beprasangka positiflah, dan bersabarlah
menghadapinya.
sumber : www.resensi.net
0 komentar:
Post a Comment