Oleh : Abu Asma Andre
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pendahuluan
Salah satu lafadz ta'dil yang dipergunakan oleh imam imam mutaqaddim ( dan sependek pengetahuan saya tidak dipergunakan oleh imam imam mutaakhirin - koreksi saya apabila keliru dalam masalah ini ) adalah lafadz bakhin - bakhin ( بخ بخ ). Lafadz ini menunjukkan tingkatan tertinggi dalam ta'dil, berikut sedikit ulasan tentang lafadz ini.
Asal muasal lafadz
Lafadz ini berasal dari salah satu hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya dari shahabat Anas bin Malik radhiallahu anhu beliau berkata : " Pada perang Badar Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda :
قوموا إلى جنة عرضها السماوات والأرض ". قال: يقول عمير بن الحمام الأنصاري: يا رسول الله، جنة عرضها السماوات والأرض؟ قال: " نعم " فقال: بخ بخ. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " ما يحملك على قولك بخ بخ " قال: لا والله يا رسول الله، إلا، رجاء أن أكون من أهلها. قال: " فإنك من أهلها "
" Bersegeralah kalian kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi." Berkata 'Umair bin Al Humaam An Anshariy : " Wahai Rasulullah - surga yang luasnya seluas langit dan bumi ? " Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam berkata : " Ya." Maka berkata 'Umair : " Bakhin - bakhin." Bersabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam : " Apa yang menyebabkan engkau mengungkapkan kata bakhin - bakhin ? " Berkata 'Umair : " Tidak, demi Allah - wahai Rasulullah, kecuali aku menginginkan menjadi penghuninya." Maka bersabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam : " Engkau termasuk penghuninya." ( HR Imam Ahmad 3/136 no 12421 )
Makna bakhin bakhin menunjukkan kepada pengagungan dan pemuliaan kepada sebuah kebaikan, dikatakan juga bahwa maknanya adalah :
كلمة تتكلم بها عند تفضيلك الشيء : kalimat yang diucapkan dalam rangka pengutamaan disisinya akan sesuatu." ( Lihat Lisanul Arab 3/5 dan Tahqiq Musnad Ahmad 19/390 )
Ta'dil dengan mempergunakan lafadz bakhin - bakhin
Apabila diperhatikan muamalah imam ahli hadits dengan mempergunakan lafadz ini maka dapatlah diambil kesimpulan bahwa lafadz bakhin bakhin apabila disematkan kepada seorang perawi maka hal tersebut menunjukkan pada bentuk ta'dil yang paling tinggi, berikut beberapa contohnya :
Berkata Duhaim ( Abdurrahman bin Ibraahim ) tentang Ibraahim bin Sulaiman Al Afthas
"ثقة ثقة", وقال مرة: "ثقة ثبت", وقال يعقوب بن سفيان سألت دحيما عنه فقال: "بخ بخ ثقة
" Tsiqat, tsiqat." dalam kesempatan lain beliau berkata : " Tsiqat tsabat." Berkata Ya'quub bin Sufyaan : " Aku bertanya tentang kepada Duhaim tentangnya : " Bakh, bakh, tisqat." ( Tahdzibut Tahdzib 1/109 )
Ditanya Ali bin Al Madiniy tentang 'Isa bin Yuunus:
بخ بخ ثقة مأمون
" Bakh, bakh, tsiqat dan diikuti." ( Al Jarh Wa At Ta'dil 6/292 )
Al 'Atsram berkata :
سمعت أحمد بن حنبل ذكر يحيى بن يحيى بن بكر بن عبد الرحمن التميمى الحنظلى أبا زكريا النيسابورى ، فقال : بخ بخ
" Aku mendengar Ahmad bin Hambal menyebutkan tentang Yahya bin Yahya bin Bakr bin Abdirrahman At Tamiimi Al Hanzhali Abu Zakariyaa An Naysaabuuriy, beliau berkata : bakh bakh." ( Min Su'alaat Al Atsram hal 112 )
Imam Ahmad berkata dalam biografi Shaalih bin Kaisaan :
هو أكبر من الزهري بح بخ
" Dia lebih besar dari Az Zuhriy - bakh bakh." ( Al Kaasyif Adz Dzahabiy 1/498 )
Penutup
Dari penjelasan diatas maka dapat diketahui bahwa diantara bentuk lafadz ta'dil yang dipergunakan oleh imam imam mutaqaddimin adalah lafadz bakhin, bakhin - dan lafadz tersebut memiliki derajat ta'dil yang tertinggi.
Lafadz bakhin bakhin - terambil secara nash dari persetujuan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam atas ungkapan 'Umair Al Hummam Al Anshariy radhiallahu anhu.
Wallahu 'alam
سبحانك اللهم وبحمدك اشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
Abu Asma Andre
Griya Fajar Madani - Komplek TNI AL Ciangsana
14 Shafar 1435 H - 18122013
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pendahuluan
Salah satu lafadz ta'dil yang dipergunakan oleh imam imam mutaqaddim ( dan sependek pengetahuan saya tidak dipergunakan oleh imam imam mutaakhirin - koreksi saya apabila keliru dalam masalah ini ) adalah lafadz bakhin - bakhin ( بخ بخ ). Lafadz ini menunjukkan tingkatan tertinggi dalam ta'dil, berikut sedikit ulasan tentang lafadz ini.
Asal muasal lafadz
Lafadz ini berasal dari salah satu hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya dari shahabat Anas bin Malik radhiallahu anhu beliau berkata : " Pada perang Badar Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda :
قوموا إلى جنة عرضها السماوات والأرض ". قال: يقول عمير بن الحمام الأنصاري: يا رسول الله، جنة عرضها السماوات والأرض؟ قال: " نعم " فقال: بخ بخ. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " ما يحملك على قولك بخ بخ " قال: لا والله يا رسول الله، إلا، رجاء أن أكون من أهلها. قال: " فإنك من أهلها "
" Bersegeralah kalian kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi." Berkata 'Umair bin Al Humaam An Anshariy : " Wahai Rasulullah - surga yang luasnya seluas langit dan bumi ? " Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam berkata : " Ya." Maka berkata 'Umair : " Bakhin - bakhin." Bersabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam : " Apa yang menyebabkan engkau mengungkapkan kata bakhin - bakhin ? " Berkata 'Umair : " Tidak, demi Allah - wahai Rasulullah, kecuali aku menginginkan menjadi penghuninya." Maka bersabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam : " Engkau termasuk penghuninya." ( HR Imam Ahmad 3/136 no 12421 )
Makna bakhin bakhin menunjukkan kepada pengagungan dan pemuliaan kepada sebuah kebaikan, dikatakan juga bahwa maknanya adalah :
كلمة تتكلم بها عند تفضيلك الشيء : kalimat yang diucapkan dalam rangka pengutamaan disisinya akan sesuatu." ( Lihat Lisanul Arab 3/5 dan Tahqiq Musnad Ahmad 19/390 )
Ta'dil dengan mempergunakan lafadz bakhin - bakhin
Apabila diperhatikan muamalah imam ahli hadits dengan mempergunakan lafadz ini maka dapatlah diambil kesimpulan bahwa lafadz bakhin bakhin apabila disematkan kepada seorang perawi maka hal tersebut menunjukkan pada bentuk ta'dil yang paling tinggi, berikut beberapa contohnya :
Berkata Duhaim ( Abdurrahman bin Ibraahim ) tentang Ibraahim bin Sulaiman Al Afthas
"ثقة ثقة", وقال مرة: "ثقة ثبت", وقال يعقوب بن سفيان سألت دحيما عنه فقال: "بخ بخ ثقة
" Tsiqat, tsiqat." dalam kesempatan lain beliau berkata : " Tsiqat tsabat." Berkata Ya'quub bin Sufyaan : " Aku bertanya tentang kepada Duhaim tentangnya : " Bakh, bakh, tisqat." ( Tahdzibut Tahdzib 1/109 )
Ditanya Ali bin Al Madiniy tentang 'Isa bin Yuunus:
بخ بخ ثقة مأمون
" Bakh, bakh, tsiqat dan diikuti." ( Al Jarh Wa At Ta'dil 6/292 )
Al 'Atsram berkata :
سمعت أحمد بن حنبل ذكر يحيى بن يحيى بن بكر بن عبد الرحمن التميمى الحنظلى أبا زكريا النيسابورى ، فقال : بخ بخ
" Aku mendengar Ahmad bin Hambal menyebutkan tentang Yahya bin Yahya bin Bakr bin Abdirrahman At Tamiimi Al Hanzhali Abu Zakariyaa An Naysaabuuriy, beliau berkata : bakh bakh." ( Min Su'alaat Al Atsram hal 112 )
Imam Ahmad berkata dalam biografi Shaalih bin Kaisaan :
هو أكبر من الزهري بح بخ
" Dia lebih besar dari Az Zuhriy - bakh bakh." ( Al Kaasyif Adz Dzahabiy 1/498 )
Penutup
Dari penjelasan diatas maka dapat diketahui bahwa diantara bentuk lafadz ta'dil yang dipergunakan oleh imam imam mutaqaddimin adalah lafadz bakhin, bakhin - dan lafadz tersebut memiliki derajat ta'dil yang tertinggi.
Lafadz bakhin bakhin - terambil secara nash dari persetujuan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam atas ungkapan 'Umair Al Hummam Al Anshariy radhiallahu anhu.
Wallahu 'alam
سبحانك اللهم وبحمدك اشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
Abu Asma Andre
Griya Fajar Madani - Komplek TNI AL Ciangsana
14 Shafar 1435 H - 18122013
0 komentar:
Post a Comment