Friday, 21 September 2012

KEUTAMAAN AHLUSSUNNAH



Oleh : Abu Asma Andre

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.
يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مّسْلِمُونَ
يَآ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْراً وَنِسَآءً وَاتَّقُوْا اللَّهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْباً
يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ وَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماًً
أما بعد: فإن أصدق الكلام كلام الله وخير الهدي هدي محمد وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار.

Pengantar Penerjemah :

Telah maklum disisi orang - orang yang memiliki bashirah bahwa kebenaran ada dijalan ahlussunnah wal jama'ah, begitu pula keutamaan dan kemuliaan hanyalah mungkin diperoleh dengan mengikuti cara beragama yang telah dijalani oleh salafuna shalih.

Tidak tersembunyi tentang keutamaan dan kemuliaan ahlussunnah wal jama'ah salafiyyah, akan tetapi dibawah ini saya " kembali " berusaha untuk mengingatkan diri pribadi dan siapa saja yang menempuh jalan ini untuk terus menerus bersyukur dan pandai - pandai didalam menjaganya, dan salah satu upayanya adalah menerjemahkan sebuah tulisan yang terdapat didalam sebuah situs.

Ketika didalam terjemahan ini ada perkataan : " Aku/saya katakan " maka maksudnya adalah perkataan dari pemilik tulisan " Abu Abdirrahman Muhammad Atha hafidzahullah ", dan dikarenakan makalah ini cukup panjang maka saya ringkas sesuai dengan apa yang saya pandang mencukupi dan telah mewakili makna dari apa yang dituju, adapun yang menginginkan membacanya secara lengkap dipersilahkan untuk menuju tautan yang saya bawakan.

Keutamaan Ahlussunnah Wal Jama'ah

Dibawah ini, saya kumpulkan keutamaan - keutamaan ahlussunnah wal jama'ah, semoga Allah meneguhkan kami dan kalian diatas tauhid dan sunnah.

Keutamaan Pertama : Ahlussunnah mereka adalah yang mendapatkan janji kebahagiaan dan keselamatan dari neraka.

Berkata Al Imam Abu Daud rahimahullah :
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو الْمُغِيرَةِ حَدَّثَنَا صَفْوَانُ ح و حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عُثْمَانَ حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ قَالَ حَدَّثَنِي صَفْوَانُ نَحْوَهُ قَالَ حَدَّثَنِي أَزْهَرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْحَرَازِيُّ عَنْ أَبِي عَامِرٍ الْهَوْزَنِيِّ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ
أَنَّهُ قَامَ فِينَا فَقَالَ أَلَا إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ فِينَا فَقَالَ أَلَا إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal dan Muhammad bin Yahya keduanya berkata : telah menceritakan kepada kami Abu Al Mughirah berkata : telah menceritakan kepada kami Shafwan ( dalam jalur lain disebutkan ) Amru bin Utsman berkata : telah menceritakan kepada kami Baqiyyah ia berkata : telah menceritakan kepadaku Shafwan seperti itu. Ia berkata : telah menceritakan kepadaku Azhar bin Abdullah Al Harazi dari Abu Amir Al Hauzani dari Mu'awiyah bin Abu Sufyan :" Bahwasanya saat sedang bersama kami ia berkata : " Ketahuilah, ketika sedang bersama kami Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : " Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari kalangan ahlu kitab berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umatku akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, tujuh puluh dua golongan masuk neraka dan satu golongan masuk surga, yaitu Al Jama'ah."

Aku katakan
: Hadits ini sanadnya kuat dan memiliki sanad yang banyak sebagaimana dikumpulkan oleh Syaikh Muhammad bin Ja'far Al Kattani rahimahullah dalam kitabnya Nazham Al Mutanaatsir Fii Al Haditsi Mutawaatir.

Ketahuilah - semoga Allah merahmatimu - bahwasanya nash - nash janji dan ancaman tidak akan terjadi kecuali terpenuhi syarat - syaratnya dan tidak terdapat penghalang,

Keutamaan Kedua : Ahlussunnah mereka adalah yang mendapatkan janji dengan pertolongan.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ
" Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat)." ( QS Ghafir : 51 )

Aku katakan : Yang paling berhak mendapatkan janji ini adaah ahlussunnah yang merekalah pembawa bendera tauhid dan sunnah. Yang menjadi dalil atas perkataan ini adalah sebuah hadits dari Nabi shalallahu alaihi wa sallam dimana beliau berkata :
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ
"Senantiasa ada sekelompok ummatku yang dimenangkan atas kebenaran, tidak akan membahayakannya orang yang memusuhinya hingga hari Kiamat sedangkan mereka tetap seperti itu." ( HR Al Imam Bukhari dan Imam Muslim )

Ketahuilah - semoga Allah merahmati kalian - bahwa jihad dengan lisan lebih utama dibanding jihad dengan pedang dengan dua alasan:
1. Jihad dengan lisan lebih didahulukan didalam pensyari'atan.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :
والله تعالى يقول هو الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله بالحجة والبيان وباليد واللسان هذا إلى يوم القيامة لكن الجهاد المكي بالعلم والبيان والجهاد المدني مع المكي باليد والحديد قال تعالى ولا تطع الكافرين وجاهدهم به جهاد كبيره و سورة الفرقان مكية وإنما جاهدهم باللسان والبيان
Allah Ta'ala mengatakan bahwa Dia telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan atas seluruh agama dengan hujjah dan penjelasan, dengan kekuatan dan lisan sampai hari kiamat. Akan tetapi jihad pada saat masih di Makkah dengan ilmu dan keterangan sedangkan jihad ketika sudah berada di Madinah adalah seperti jihad di Makkah ditambah dengan kekuatan dan pedang. Berfirman Allah Ta'ala :
فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا
" Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan jihad yang besar." ( QS Al Furqan : 52 )
Surat Al Furqan makkiyyah, sesungguhnya jihad disini dengan lisan dan penjelasan. " ( Majmu Fatawa 28/38 )

2. Jihad ini merupakan jihadnya seluruh Nabi

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :
ومثل أئمة البدع من أهل المقالات المخالفة للكتاب والسنة أو العبادات المخالفة للكتاب والسنة فان بيان حالهم وتحذير الأمة منهم واجب باتفاق المسلمين حتى قيل لأحمد بن حنبل الرجل يصوم ويصلى ويعتكف أحب إليك أو يتكلم في أهل البدع فقال إذا قام وصلى واعتكف فإنما هو لنفسه وإذا تكلم في أهل البدع فإنما هو للمسلمين هذا أفضل فبين أن نفع هذا عام للمسلمين في دينهم من جنس الجهاد في سبيل الله
" Semisal tokoh - tokoh bid'ah dari kalangan ahli maqaalat ( filsafat ) yang menyelisihi Al Qur-an dan As Sunnah atau ahli ibadah yang menyelisihi Al Qur-an dan As Sunnah maka menjelaskan keadaan mereka dan memperingatkan ummat akan bahaya mereka maka hal tersebut adalah wajib berdasarkan kesepakatan kaum muslimin, sampai dikatakan kepada Ahmad bin Hanbal : seorang laki - laki yang berpuasa, shalat dan itikaf apakah lebih engkau sukai daripada ( dia - pent ) berbicara tentang ahlul bid'ah ? " Maka berkata ( Imam Ahmad - pent ) : " Apabila dia shalat, itikaf maka sesungguhnya itu untuk dirinya, namun apabila dia berbicara tentang ahli bid'ah maka itu untuk kaum muslimin dan ini lebih utama."

Menjelaskan keadaan ahlul bid'ah lebih bermanfaat bagi kaum muslimin secara umum untuk agama mereka, dari sisi inilah ( amal - pent ) tersebut merupakan jihad di jalan Allah." ( Majmu Fatawa 28/231 )

Al Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata :
قال ابن هبيرة وفي الحديث أن قتال الخوارج أولى من قتال المشركين والحكمة فيه أن في قتالهم حفظ رأس مال الإسلام وفي قتال أهل الشرك طلب الربح وحفظ رأس المال أولى
" Berkata Ibnu Hubairah : didalam hadits ini terdapat keterangan bahwa membunuh khawarij lebih utama daripada membunuh kaum musyrikin, hikmahnya adalah bahwa membunuh khawarij hal tersebut merupakan usaha untuk menjaga perbendaharaan Islam adapun membunuh kaum musyrikin hal tersebut merupakan usaha untuk mencari untung, dan menjaga modal lebih utama daripada mencari untung." ( Fathul Bari 12/301 )

Keutamaan Ketiga : Ahlussunnah merekalah wali - wali Allah yang sebenar - benarnya dan memusuhi mereka adalah bentuk mengumumkan peperangan kepada Allah.

Al Imam Al Bukhari rahimahullah berkata :
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ كَرَامَةَ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ حَدَّثَنِي شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ
Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin 'Utsman bin Karamah telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad, telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal telah menceritakan kepadaku Syarik bin Abdullah bin Abi Namir dari 'Atha` dari Abu Hurairah yang berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Allah berfirman : " Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka Aku umumkan perang kepadanya, dan hamba-Ku tidak bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan, jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan sunnah, maka Aku mencintai dia, jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang dijadikannya untuk berjalan, jikalau ia meminta kepada-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepada-KU, pasti Ku-lindungi. Dan aku tidak ragu untuk melakukan sesuatu yang Aku menjadi pelakunya sendiri sebagaimana keragu-raguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin yang ia (khawatir) terhadap kematian itu, dan Aku sendiri khawatir ia merasakan kepedihan sakitnya."

Adapun ahlul bid'ah bukanlah merupakan wali Allah azza wa jalla, bahkan merekalah pemilik hati yang keras walaupun mereka memakai pakaian kekhusyuan dan panjang air matanya.

Allah Ta'ala berfirman :
فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ
" (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya..." ( QS Al Maidah : 13 )

Melakukan perubahan didalam agama merupakan alamat dari kerasnya hati dan inilah keadaan ahlul bid'ah.

Keutamaan Keempat : Ahlussunnah merekalah yang akan mendatangi telaga dari ummat ini.

Al Imam Bukhari rahimahullah berkata :
حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ أَخْبَرَنَا الْمُغِيرَةُ بْنُ النُّعْمَانِ قَالَ سَمِعْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ
خَطَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّكُمْ مَحْشُورُونَ إِلَى اللَّهِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا ثُمَّ قَالَ
{ كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ }
إِلَى آخِرِ الْآيَةِ ثُمَّ قَالَ أَلَا وَإِنَّ أَوَّلَ الْخَلَائِقِ يُكْسَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِبْرَاهِيمُ أَلَا وَإِنَّهُ يُجَاءُ بِرِجَالٍ مِنْ أُمَّتِي فَيُؤْخَذُ بِهِمْ ذَاتَ الشِّمَالِ فَأَقُولُ يَا رَبِّ أُصَيْحَابِي فَيُقَالُ إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ كَمَا قَالَ الْعَبْدُ الصَّالِحُ
{ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ }
فَيُقَالُ إِنَّ هَؤُلَاءِ لَمْ يَزَالُوا مُرْتَدِّينَ عَلَى أَعْقَابِهِمْ مُنْذُ فَارَقْتَهُمْ
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid : telah menceritakan kepada kami Syu'bah : telah mengabarkan kepada kami Al Mughirah bin An Nu'man dia berkata : Aku mendengar Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas radhiallahu 'anhuma dia berkata : Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah beliau bersabda : "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian dikumpulkan menuju Allah dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan berkulup (tidak dikhitan). Kemudian beliau bersabda : " Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti kami tepati, Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya." ( QS Al Anbiyaa`: 104 ) Ketahuilah, sesungguhnya makhluk pertama yang diberi pakaian pada hari kiamat adalah Ibrahim 'alaihis salaam. Ketahuilah, sesungguhnya beberapa orang dari ummatku akan didatangkan lalu mereka diambil ke golongan kiri, aku berkata : " Wahai Rabb, sahabat-sahabatku." Dikatakan : " Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang mereka perbuat sepeninggalmu." Lalu aku mengucapkan seperti perkataan seorang hamba shalih : " Aku menjadi saksi atas mereka selagi aku bersama mereka namun tatkala Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka dan Engkau Maha menyaksikan terhadap segala sesuatu." ( QS Al Maa`idah : 117-118 ) lalu dijawab : " Mereka senantiasa kembali ke belakang (murtad) sejak kau tinggalkan mereka."

Sebagaimana terdapat didalam hadits yang diriwayatkan oleh Al Imam Bukhari dari Abu Hurairah radhiallahu anhu :
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَا أَنَا قَائِمٌ إِذَا زُمْرَةٌ حَتَّى إِذَا عَرَفْتُهُمْ خَرَجَ رَجُلٌ مِنْ بَيْنِي وَبَيْنِهِمْ فَقَالَ هَلُمَّ فَقُلْتُ أَيْنَ قَالَ إِلَى النَّارِ وَاللَّهِ قُلْتُ وَمَا شَأْنُهُمْ قَالَ إِنَّهُمْ ارْتَدُّوا بَعْدَكَ عَلَى أَدْبَارِهِمْ الْقَهْقَرَى ثُمَّ إِذَا زُمْرَةٌ حَتَّى إِذَا عَرَفْتُهُمْ خَرَجَ رَجُلٌ مِنْ بَيْنِي وَبَيْنِهِمْ فَقَالَ هَلُمَّ قُلْتُ أَيْنَ قَالَ إِلَى النَّارِ وَاللَّهِ قُلْتُ مَا شَأْنُهُمْ قَالَ إِنَّهُمْ ارْتَدُّوا بَعْدَكَ عَلَى أَدْبَارِهِمْ الْقَهْقَرَى فَلَا أُرَاهُ يَخْلُصُ مِنْهُمْ إِلَّا مِثْلُ هَمَلِ النَّعَمِ
Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda : " Ketika kami berdiri, tiba-tiba ada serombongan manusia, hingga jika ketika aku telah mengenal mereka, ada seseorang muncul di antara aku dan mereka dan mengatakan : " Ayo kemari ! " Saya bertanya : " Kemana ? " Dia menjawab : " Ke neraka, demi Allah." Saya bertanya : " Ada apa dengan mereka ? " Dia menjawab : "Sesungguhnya mereka berbalik ke belakang mereka sepeninggalmu dengan melakukan murtad, bid'ah dan dosa besar." Kemudian tiba-tiba ada serombongan manusia, hingga jika ketika aku telah mengenal mereka, ada seseorang muncul di antara aku dan mereka dan mengatakan : " Ayo kemari ! " Saya bertanya : " Kemana ? " Dia menjawab : " Ke neraka, demi Allah." Saya bertanya : " Ada apa dengan mereka ? : Dia menjawab : " Sesungguhnya mereka berbalik ke belakang sepeninggalmu dengan melakukan murtad, bid'ah dan dosa besar. Dan aku mengira bahwa tak ada yang selamat dari mereka selain sudah seperti unta yang keliaran siang malam."

Al Imam Badrudin Al Aini rahimahullah berkata ketika menjelaskan orang yang ditolak dari telaga Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam :
وهذا يشعر بأنهم صنفان : كفار وعصاة
" Mereka tersifati dengan dua hal : kekufuran dan maksiat." ( Umdatul Qari 23/219 )

Saya katakan : Diantara pelaku maksiat adalah ahlul bid'ah.

Keutamaan Kelima : Ahlussunnah mereka adalah yang paling jauh dari kemunafikan dan kemurtadan.

Al Faryaabii rahimahullah berkata dalam kitabnya Al Qadar : Dari Muhammad ( -ibnu Sirin ) yang berkata : يرى أن أسرع الناس ردة أهل الأهواء " Manusia yang paling cepat menuju kemurtadan adalah ahlul ahwa." ( Al Qadar no 323 dan sanadnya shahih sebagaimana terdapat didalam Asy Syari'ah 1/230 karya Imam Al Ajurry rahimahullah )

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata : " Awal dari bid'ah adalah sejengkal, kemudian menjadi banyak sampai satu depa, satu mil dan kemudian menjadi satu farsakh." ( Majmu Fatawa 8/425 )

Keutamaan Keenam : Ahlussunnah adalah manusia yang mendapatkan salam bagi orang - orang shalih didalam shalat.

Al Imam Bukhari rahimahullah berkata :
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ قَالَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ شَقِيقِ بْنِ سَلَمَةَ قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ
كُنَّا إِذَا صَلَّيْنَا خَلْفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْنَا السَّلَامُ عَلَى جِبْرِيلَ وَمِيكَائِيلَ السَّلَامُ عَلَى فُلَانٍ وَفُلَانٍ فَالْتَفَتَ إِلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ هُوَ السَّلَامُ فَإِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ فَإِنَّكُمْ إِذَا قُلْتُمُوهَا أَصَابَتْ كُلَّ عَبْدٍ لِلَّهِ صَالِحٍ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim berkata : telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari Syaqiq bin Salamah berkata : berkata : " Abdullah berkata : " Jika kami shalat di belakang Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kami membaca : 'ASSALAAMU 'ALAA JIBRIL WA MIKAA'IL. ASSALAAMU 'ALAA FULAN WA FULAN (Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada malaikat Jibril dan Mika'il, dan semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada si fulan dan si fulan )". Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menoleh ke arah kami seraya bersabda : "Sesungguhnya Allah, Dialah As Salaam. Maka jika seseorang dari kalian shalat, hendaklah ia membaca : " ATTAHIYYAATU LILLAHI WASHSHALAWAATU WATHTHAYYIBAAT. ASSALAAMU 'ALAIKA AYYUHANNABIYYU WA RAHMATULLAHI WA BARAKAATUH. ASSALAAMU 'ALAINAA WA 'ALAA 'IBAADILLAHISH SHAALIHIIN ( Segala penghormatan hanya milik Allah, juga segala pengagungan dan kebaikan. Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada engkau wahai Nabi dan juga rahmat dan berkah-Nya. Dan juga semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada kami dan kepada hamba-hamba Allah yang shalih)". Sesungguhnya jika kalian mengucapkan seperti ini, maka kalian telah mengucapkan salam kepada seluruh hamba Allah yang shalih di langit maupun di bumi. ( Dan lanjutkanlah dengan bacaan ) : " ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN 'ABDUHU WA RASUULUH (Aku bersaksi tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya)."

Saya katakan : Telah berlalu penjelasan bahwa yang dimaksudkan dengan orang - orang shalih adalah ahlussunnah wal jama'ah, sebagaimana nukilan yang telah disebutkan diatas. Dan perhatikanlah apabila seorang ahlul bid'ah berdoa dengan وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ maka masuklah kedalamnya sunni yang shalih, akan tetapi apabila seorang sunni berdoa dengan وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ maka ahlul bid'ah tidak termasuk didalamnya. Maka hendaklah kalian ahlussunnah istiqamah dijalan yang kalian tempuh, agar mendapatkan do'a dari kaum muslimin baik di timur maupun di barat.

Keutamaan Ketujuh : Ahlussunnah adalah orang yang wajahnya menjadi putih pada hari kiamat kelak.

Al Imam Ibnu Abi Hatim rahimahullah berkata dalam tafsirnya :
حدثنا محمد بن العباس ، ثنا محمد بن علي بن حمزة المروزي ، ثنا حفص بن عمر المقرئ ، ثنا علي بن قدامة ، عن مجاشع بن عمرو ، عن عبد الكريم الجزري ، عن سعيد بن جبير ، عن ابن عباس ، في قوله : ( يوم تبيض وجوه وتسود وجوه ) قال : تبيض وجوه أهل السنة والجماعة
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Abbas, telah menceritakan kepada Muhammad bin Ali bin Hamzah Al Maruuzii, telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Amru Al Muqri, telah menceritakan kepada kami Ali bin Qudamah dari Majasyiu ibn Amru dari Abdul karim Al Jazari dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu tentang firman Allah يوم تبيض وجوه وتسود وجوه ( Pada hari itu ada yang wajahnya putih dan ada yang wajahnya hitam ) berkata Ibnu Abbas : " Adapun yang wajahnya putih adalah ahlussunnah. " ( Tafsir no 3998 )

Saya berkata : Majasyiu ibn Amru terjadi pembicaraan tentangnya dengan pembicaraan yang keras(1), akan tetapi makna atsar ini shahih.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ تَرَى الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى اللَّهِ وُجُوهُهُمْ مُسْوَدَّةٌ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْمُتَكَبِّرِينَ
" Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri? " ( QS Az Zumar : 60 )

Saya katakan : bahwa yang mendustakan agama Allah ada dua kelompok : orang kafir dan ahlul bid'ah yang memasukkan kedalam agama Allah apa yang bukan merupakan agama dan kemudian mengatakan bahwa hal tersebut termasuk agama, adapun ahlussunnah selamat dari hal tersebut.

Abdullah bin Ahmad ( Al Imam - pent ) berkata :
حدثني أبي نا حجاج : سمعت شريكا المرجئة يكذبون على الله تعالى
Telah menceritakan kepadaku ayahku dari Hajjaj : aku mendengar Syarik berkata Al Murjiah berbuat kedustaan atas Allah Ta'ala. " ( As Sunnah no 614 )

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ وَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
" Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih. " ( QS Asy Syuura : 21 )

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا لِيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
" Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan ?" Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." ( QS Al An'aam : 144 )

Keutamaan Kedelapan : Pertolongan dan kekuatan didapatkan dikarenakan adanya ahlussunnah.

Allah Ta'ala berfirman :
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
" Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." ( QS An Nuur : 55 )

Berdasarkan ayat ini ada dua syarat mendapatkan keteguhan :
1. Iman yang shahih : dan ini ada pada ahlussunnah wal jama'ah adapun pemilik aqidah yang rusak maka dengan sebab merekalah syarat ini tidak terpenuhi.
2. Amal shalih : maka padanya haruslah memenuhi dua syarat ikhlas dan ittiba', adapun bid'ah maka bukanlah amal shalih bahkan menjadi sebab tidak terpenuhinya syarat.

Keutamaan Kesembilan : Ahlussunnah adalah sebesar besarnya manusia yang merealisasikan persaudaraan keimanan.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman :
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
" Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." ( QS At Taubah : 71 )

Saya katakan : Berdasarkan ayat ini maka sebesar - besarnya persaudaraan keimanan diperoleh dengan melakukan amar maruf nahi munkar, dan ayat ini juga merupakan bantahan kepada sebagian golongan yang meninggalkan mengingkari terhadap kemunkaran dengan alasan ukhuwah, sebesar - besar perkara yang maruf adalah tauhid dan sunnah dan sebesar - besar perkara yang munkar adalah syirik dan bid'ah.

هذا وصل اللهم على محمد وعلى آله وصحبه وسلم

Selesai diterjemahkan dan diringkas oleh
Abu Asma Andre
Ciangsana - Cileungsi
19 Syawal 1433 H

سبحانك اللهم وبحمدك اشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك

Catatan Kaki :
1. Makna ucapan ini bahwa Majasyiu bin Amru dijarh oleh para ulama dengan jarh yang keras.


Sumber : Catatan Ust. Abu Asma Andre

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment