Friday, 7 December 2012

IMAM ABUL HASAN AL ASY'ARI DAN HADITS " DIMANA ALLAH ? "


Oleh : Abu Asma Andre.

Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh.

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.
يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مّسْلِمُونَ 
 يَآ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْراً وَنِسَآءً وَاتَّقُوْا اللَّهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْباً
يَا أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُواْ اتّقُواْ اللّهَ وَقُولُواْ قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماًً
أما بعد: فإن أصدق الكلام كلام الله وخير الهدي هدي محمد  وشر الأمور محدثاتها وكل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار.

Pendahuluan :

Siapa yang tidak mengenal Al Imam Abul Hasan Al Asy'ari rahimahullah, dimana manhaj Asy'airah dinisbatkan kepada beliau. Diantara keadaan beliau yang sangat menakjubkan adalah beliau menetapkan akan keberadaan Allah Ta'ala diatas langit dengan menjadikan hadist yang dikeluarkan oleh Imam Muslim rahimahullah tentang bertanyanya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam " Dimana Allah ? " sebagai hujjah - dimana sebagian kaum yang menisbatkan diri kepada manhaj Asy'airah pada hari ini mengingkari hal tersebut.

Dibawah ini akan saya bawakan nukilan ucapan beliau dari kitab Al Ibaanah dan saya lengkapi dengan ucapan para imam ahlussunnah wal jama'ah dalam masalah yang sama - dimana mereka menjadikan hadits tersebut sebagai hujjah.

Imam Abul Hasan Al Asy'ari rahimahullah, beliau berkata :

وروت العلماء رحمهم الله عن النبي - صلى الله عليه وسلم - أنه قال: (إن العبد لا تزول قدماه من بين يدي الله عز وجل حتى يسأله عن عمله).
وروت العلماء أن رجلا أتى النبي - صلى الله عليه وسلم - بأمة سوداء فقال: يا رسول الله، إني أريد أن أعتقها في كفارة، فهل يجوز عتقها؟
فقال لها النبي - صلى الله عليه وسلم -: أين الله؟ قالت: في السماء، قال: فمن أنا؟ قالت: أنت رسول الله، فقال النبي - صلى الله عليه وسلم -: أعتقها فإنها مؤمنة
Para ulama rahimahumullah meriwayatkan dari Nabi shalallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda :
إن العبد لا تزول قدماه من بين يدي الله عز وجل حتى يسأله عن عمله
" Sesungguhnya kaki seorang hamba tidak akan beranjak dari tempatnya di hadapan Allah hingga dia ditanya tentang ilmunya." (1)

Para ulama rahimahumullah juga telah meriwayatkan bahwa seorang laki - laki datang kepada Nabi shalallahu alaihi wa sallam dengan membawa seorang hamba wanita yang hitam, ia berkata : " Ya Rasulullah aku ingin memerdekakannya untuk membayar kafaratku, apakah aku boleh memerdekakannya ? " Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bertanya kepada hamba tersebut : " Dimana Allah ? " Budak wanita itu menjawab : " Diatas langit." Rasulullah bertanya lagi : "  Siapakah aku ? " Hamba tersebut menjawab : " Anda adalah Rasulullah." Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda ; " Merdekakanlah dia, karena dia seorang mukminah." (2)

وهذا يدل على أن الله تعالى على عرشه فوق السماء
Ini membuktikan bahwa Allah Ta'ala berada diatas arsy-Nya diketinggian diatas langit. ( Al Ibaanah 'An Ushulud Diyaanah hal 103 )

Dibawah ini saya akan bawakan ucapan empat imam madzhab dalam masalah penetapan mereka bahwa Allah subhanahu wa ta'ala berada diatas arsy-Nya.

Al Imam Abu Hanifah rahimahullah, beliau berkata :
من قال لا أعرف ربي في السماء أم في الأرض فقد كفر، وكذا من قال إنه على العرش، ولا أدري العرش أفي السماء أم في الأرض. الفقه الأبسط ص49 شرح الطحاوية لابن أبي العز ص301
" Barangsiapa yang mengatakan ' aku tidak mengetahui apakah Allah berada di langit atau ada di bumi' maka dia kafir, dan seperti itu pula bagi yang mengatakan ' sesungguhnya Allah berada ( istiwa - pent ) di arsy akan tetapi aku tidak tahu apakah arsy tersebut ada dilangit atau ada di bumi. " ( Fiqhul Absath hal 49 dan Syarah Thahawiyyah hal 301 )

قال الإمام أبو حنيفة للمرأة التي سألته أين إلهك الذي تعبده؟ قال: إن الله سبحانه وتعالى في السماء دون الأرض، فقال رجل: أرأيت قول الله تعالى وَهُوَ مَعَكُمْ} [سورة الحديد: الآية 4] قال: هو كما تكتب للرجل إني معك وأنت غائب عنه. الأسماء والصفات ص429]
Berkata Al Imam Abu Hanifah kepada seorang perempuan yang bertanya : Dimana Illah mu yang engkau menyembah-Nya ? " Berkata Al Imam Abu Hanifah : " Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta'ala berada di langit bukan dibumi." Berkata seorang laki - laki : " Bukankah engkau lihat Allah berfirman : " Dia bersama dengan kalian " ( QS Al Hadid : 4 ), maka berkata Al Imam Abu Hanifah : " Hal itu seperti engkau menulis kepada seseorang dan berkata aku bersamamu, padahal engkau tidak bersamanya. " ( Al Asma Wa Shifat hal 429 karya Al Imam Al Baihaqi rahimahullah )

Al Imam Malik bin Anas rahimahullah, beliau berkata dalam kitab beliau Al Muwatha
حَدَّثَنِي مَالِك عَنْ هِلَالِ بْنِ أُسَامَةَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْحَكَمِ أَنَّهُ قَالَ
أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ جَارِيَةً لِي كَانَتْ تَرْعَى غَنَمًا لِي فَجِئْتُهَا وَقَدْ فُقِدَتْ شَاةٌ مِنْ الْغَنَمِ فَسَأَلْتُهَا عَنْهَا فَقَالَتْ أَكَلَهَا الذِّئْبُ فَأَسِفْتُ عَلَيْهَا وَكُنْتُ مِنْ بَنِي آدَمَ فَلَطَمْتُ وَجْهَهَا وَعَلَيَّ رَقَبَةٌ أَفَأُعْتِقُهَا فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيْنَ اللَّهُ فَقَالَتْ فِي السَّمَاءِ فَقَالَ مَنْ أَنَا فَقَالَتْ أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْتِقْهَا
Telah menceritakan kepadaku Malik dari Hilal bin Usamah dari 'Atha bin Yasar dari Umar bin Al Hakam ia berkata : "Saya menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata : "Wahai Rasulullah, budak perempuanku mengembala kambing milikku. Saat saya mendatanginya, ternyata kambingku telah hilang satu ekor. Saat aku tanyakan kepadanya, ia menjawab : "Kambing itu telah dimakan serigala." Aku merasa menyesal dengan kejadian tersebut, dan aku hanyalah manusia biasa, maka aku pun menampar wajahnya. Aku memiliki seorang budak, maka apakah aku harus memerdekakannya?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lantas bertanya kepada budak tersebut : "Di mana Allah?" dia menjawab : "Di langit." Beliau bertanya lagi : "Siapakah aku?" dia menjawab : "Engkau Rasulullah : " lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bebaskanlah dia! "

Al Imam Asy Syaf'i rahimahullah, beliau berkata :
وقال * (إنما المؤمنين الذين آمنوا بالله ورسوله وإذا كانوا معه على أمر جامع لم يذهبوا حتى يستأذنوه) *  فجعل كما ابتداء الايمان الذي ما سواه تبع له
الايمان بالله ورسوله فلو آمن عبد به ولم يؤمن برسوله لم يقع عليه اسم كمال الايمان أبدا حتى يؤمن برسوله معه  وهكذا سن رسوله في كل من امتحنه للايمان

أخبرنا مالك عن هلال بن أسامة عن عطاء بن يسار عن عمر بن الحكم قال " أتيت رسول الله بجارية فقلت يا رسول على رقبة أفأعتقها فقال لها رسول الله أين الله فقالت في السماء فقال ومن أنا قالت أنت رسول الله قال فأعتقها

Dan Allah subhanahu wa ta'ala berfirman  :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آَمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِذَا كَانُوا مَعَهُ عَلَى أَمْرٍ جَامِعٍ لَمْ يَذْهَبُوا حَتَّى يَسْتَأْذِنُوهُ
" Sesungguhnya yang sebenar-benar orang mukmin ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam sesuatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (Rasulullah) sebelum meminta izin kepadanya. " ( QS An Nuur : 62 ).

Dengan ayat ini Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan kesempurnaan dari awal sebuah keimanan,sedangkan yang lain mengikutinya, yaitu iman kepada Allah kemudian iman kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Oleh karena itu, apabila seseorang beriman kepada Allah lalu tidak beriman kepada Rasul-Nya maka imannya itu selamanya kurang, dan tidaklah diberikan kepadanya penamaan dari kesempurnaan iman, sampai dia beriman kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, demikian pula Rasulullah shalallahu alahi wa sallam menetapka itu bagi setiap orang yang diujinya untuk diketahui apakah orang itu benar - benar beriman atau tidak.

Telah mengkhabarkan kepada kami Malik ( Imam Malik - pent ) dari Hilal bin Usamah dari Atha bin Yassar dari Umar bin Hakim berkata : " Didatangkan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam seorang budak perempuan, kemudian aku berkata : " Wahai Rasulullah, aku ingin memerdekakannya. " Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam berkata kepadanya ( budak perempuan tersebut ): " Dimana Allah ? " Dijawab olehnya : " Dilangit. ", kemudian Rasulullah shalallahu alahi wa sallam berkata : " Siapa saya ? " Budak tersebut menjawab : " Engkau adalah Rasulullah. " Maka bersabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam : " Merdekakan dia." ( Ar Risalah hal 75 no 238 - 242 - dengan tahqiq Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah )

Al Imam Ahmad rahimahullah, beliau berkata :
" Apabila kami katakan : Mengapa kalian mengingkari keberadaan Allah beristiwa diatas arsy ? padahal Allah berfirman :
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
" Ar Rahman ( Allah ) beristiwa diatas arsy' ? " ( QS Thaha : 5 )

هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ
" Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia beristiwa di atas ´arsy. " ( QS Al Hadid : 4 )

Maka mereka berkata : " Dia ( Allah ) berada dibumi dan dibawah bumi yang tujuh sebagaimana Dia berada di arsy. Dia berada di arsy juga Dia berada di bumi disemua tempat, dan tidaklah ada tempat yang kosong dari keberadaan-Nya, tidaklah dari satu tempat ke tempat yang lain melainkan ada Dia ( Allah subhanahu wa ta'ala ), kemudian mereka membaca ayat :
وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي الْأَرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ
" Dan Dialah Allah, baik di langit maupun di bumi. Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan." ( QS Al An'aam : 3 )

Maka kami ( Imam Ahmad ) katakan : " Sesungguhnya telah mengetahui kaum muslimin ada banyak tempat yang tidaklah disana ada Allah subhanahu wa ta'ala." ( Maksudnya - Imam Ahmad rahimahullah sedang  menunjukkan kesalahan pendapat ini dan kesalahan argumentasi mereka dengan ayat ini - pent ).

Maka mereka berkata : " Tempat mana ? "

Maka kami jawab : " Dijasadmu, dimulutmu, diperutmu, di babi dan berhala, dan tempat - tempat yang kotor ( di bumi - pent ), maka tidaklah mungkin Allah berada disana. "

( Kemudian Al Imam Ahmad rahimahullah menyebutkan 10 ayat yang menunjukkan Allah berada di ketinggian dan beristiwa di arsy - mulai dari hal 146 - 147 ). Dinukil dari kitab Ar Radu Ala Jahmiyyah cetakan Darus Tsabat - Riyadh - 1424 H.

Selain empat imam madzhab dan Al Imam Abul Hasan Al Asy'ari rahimahullah, masih banyak ulama yang berhujjah dengan hadits tersebut, diantaranya :

Al Imam Sulaiman bin Tarkhan, Abu Mu'tamir Al Bashri rahimahullah  yang wafat tahun 143 H.

Tentang beliau  Al Hafidz Adz Dzahabi rahimahullah berkata dalam  Siyar 6/195 :
الإِمَامُ، شَيْخُ الإِسْلاَمِ، أَبُو المُعْتَمِرِ التَّيْمِيُّ، البَصْرِيُّ
Al Imam, Syaikhul Islam, Abul Mu'tamir At Taimi Al Bashri.

Imam Al Lalika'i rahimahullah meriwayatkan dengan sanad yang sampai kepada Shadaqah sebagai berikut :
قال صدقة: (سمعت التيمي يقول: لو سُئلت أين الله تبارك وتعالى؟
قلت: في السماء.
فإن قال: فأين عرشه قبل أن يخلق السماء؟
قلت: على الماء.
فإن قال لي: أين كان عرشه قبل أن يخلق الماء؟
قلت: لا أدري)

Berkata Shadaqah : " Aku mendengar At Taimi berkata : " Andaikata ditanyakan kepadamu dimana Allah Tabaraka Wa Ta'ala ? "
Aku berkata : " Di langit."
Apabila berkata : " Dimana arsy-Nya sebelum Dia menciptakan langit ? "
Aku berkata : " Diatas air."
Apabila dikatakan kepadaku : " Dimana arsy-Nya sebelum diciptakan air ? "
Aku berkata : " Aku tidak tahu." ( Syarhul Ushul Al Lalika'i 3/401 )

Al Imam Abul Ya'la Muhammad bin Husein Al Fara rahimahullah yang wafat tahun 458 H.

Beliau berkata dalam kitabnya Ibthalu Ta'wilaat 1/232 - setelah menyebutkan hadits jariyyah :
اعلم أن الكلام في هذا الخبر في فصلين:
أحدهما: في جواز السؤال عنه سبحانه بأين هو؟ وجواز الإخبار عنه بأنه في السماء.
والثاني: قوله "اعتقها فإنها مؤمنة".
Ketahuilah pembicaraan tentang khabar ini ada dua fasal :
Yang pertama : " Diperbolehkan bertanya tentang Allah subhanahu wa ta'ala, dimana Dia ? dan bolehnya mengkhabarkan bahwa Dia ada dilangit.
Yang kedua : " Ucapan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam : " Bebaskan karena dia mukminah."

أما الفصل الأول فظاهر الخبر يقتضي جواز السؤال عنه، وجواز الإخبار عنه بأنه في السماء، لأن النبي - صلى الله عليه وسلم - قال لها "أين الله؟ "، فلولا أن السؤال عنه جائز لم يسأل، وأجابته بأنه في السماء وأقرها على ذلك، فلولا أنه يجوز الإخبار عنه سبحانه بذلك لم يقرها عليه
Adapun fasal pertama maka yang nampak dari khabar tersebut adalah diperbolehkan bertanya dan pengkhabaran bahwa Allah berada dilangit, dikarenakan Nabi shalallahu alaihi wa sallam berkata kepadanya : " Dimana Allah ? " - andaikata tidak diperbolehkan bertanya tentang ini, maka niscaya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam tidak akan bertanya. Dan jawabannya adalah Allah subhanahu wa ta'ala berada di langit - kemudian Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam menyetujuinya, andaikata tidak diperbolehkan mengkhabarkan tentang Allah subhanahu wa ta'ala niscaya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam tidak menyetujuinya...

Berkata Syaikhul Islam Al Hafidz Abu Ismail Abdullah bin Muhammad Al Anshari Al Harawi rahimahullah yang wafat tahun 481 H - dalam kitabnya Dzamul Kalam 5/135 - setelah menyebutkan sikap Asy'airah terhadap Jahmiyyah :
فاسمعوا يا أولي الألباب، وانظروا ما فضل هؤلاء -أي الأشاعرة- على أولئك -أي الجهمية-، أولئك قالوا: -قبح الله مقالتهم- إن الله موجود بكل مكان، وهؤلاء يقولون: ليس هو في مكان ولا يوصف بأين.
Maka dengarkanlah wahai yang memiliki pemikiran dan perhatikan apa yang menjadi kelebihan mereka - yakni Asy'airah - atas mereka - yakni Al Jahmiyyah dimana Jahmiyyah berkata - semoga Allah memburukkan perkataan mereka - " Sesungguhnya Allah Ta'ala berada disemua tempat, dan mereka berkata : " Tidaklah Allah berada disuatu tempat dan tidak disifati dengan berada dimana."

وقد قال المبلغ عن الله عز وجل لجارية معاوية بن الحكم - رضي الله عنه -: أين الله
Dan telah menyampaikan dari Allah Azza Wa Jalla ( maksudnya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam - pent ) tentang budaknya Muawiyyah bin Hakam - radhiallahu anhu - " Dimana Allah ? "

Al Imam Abu Muhammad Abdul Ghani Al Maqdisi rahimahullah yang wafat tahun 600 H - setelah menyampaikan hadits jariyyah :
ومن أجهل جهلاً، وأسخف عقلاً، وأضل سبيلاً، ممن يقول: إنه لا يجوز أن يُقال: أين الله؟ بعد تصريح صاحب الشريعة بقوله: أين الله؟
" Diantara kebodohan yang amat sangat, kehilangan akal, jalan ketersesatan bagi siapa yang mengatakan : " Sesungguhnya tidak boleh dikatakan bagi Allah : " Dimana Allah ? " setelah dia mengetahui adanya keterangan yang jelas dari penyampai syari'at ( Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam - pent ) : " Dimana Allah ? " ( Aqaid Aimatis Salaf hal 75 )

Al Hafidz Adz Dzahabi rahimahullah berkata dalam kitab beliau Al Uluw hal 28 setelah menyampaikan hadits jariyyah :
وهكذا رأينا كل من يُسأل: أين الله؟ يبادر بفطرته ويقول: في السماء. ففي الخبر مسألتان:
إحداهما: شرعية، قول المسلم أين الله.
وثانيهما: قول المسؤول: في السماء.

Dari apa yang kami riwayatkan ini ada pertanyaan : " Dimana Allah ? " Dan fitrah yang sehat akan menjawab : " Dilangit." Maka dalam khabar ini ada dua masalah :
Pertama : " Disyariatkannya seorang muslim untuk bertanya : " Dimana Allah ? "
Kedua : " Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah : " Di langit."

فمن أنكر هاتين المسألتين فإنما ينكر على المصطفى - صلى الله عليه وسلم
" Barangsiapa yang mengingkari dua hal ini maka dia telah mengingkari Al Musthafa shalallahu alaihi wa sallam."

-----

Disusun oleh :
Abu Asma Andre
Ciangsana - Cileungsi
12 Muharam 1434 H

سبحانك اللهم وبحمدك اشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك

Catatan Kaki :

1. HR Imam At Tirmidzi no 2419
2. HR Imam Muslim no 537



Sumber : Catatan Ust. Abu Asma Andre. 

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment