Sunday, 3 June 2012

KISAH PEMBUNUH 100 JIWA


Oleh : Muhammad Supriadi Al Jawiy

            Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bercerita bahwa pada zaman dahulu ada seorang lelaki dari golongan umat sebelum umat beliau, yang telah membunuh 99 manusia, kemudian ia mencari-cari orang yang paling alim dari penduduk negeri itu, lalu ia ditunjukkan pada seorang pendeta. Iapun langsung mendatanginya dan kemudian berkata bahwa sesungguhnya ia telah membunuh sembilan puluh sembilan manusia, apakah masih diterima taubatnya jika ia bertaubat. Pendeta itu menjawab: "Tidak dapat". Kemudian pendeta itu dibunuh pula oleh seorang lelaki tadi dan dengan demikian ia telah menyempurnakan jumlah 100 orang yang telah ia bunuh dengan ditambah seorang pendeta itu. Lalu ia mencari-cari lagi tentang orang yang paling alim dari negeri itu, lalu ia ditunjukkan pada seorang yang alim dinegeri itu, kemudian ia menceritakan bahwa sesungguhnya ia telah membunuh 100 manusia, apakah masih diterima taubatnya. Orang alim itu menjawab: "Ya, masih dapat diterima. Siapa yang dapat menghalang-halangi antara dirinya dengan taubat itu. Pergilah engkau ke daerah sana, karena disana ada beberapa kelompok manusia yang sama menyembah Allah Ta'ala, maka menyembahlah engkau kepada Allah itu bersama-sama dengan mereka dan janganlah engkau kembali ke daerahmu ini, sebab daerahmu ini adalah negeri yang hitam/buruk". Lantas lelaki tersebut   pergi sehingga di waktu ia telah sampai separuh perjalanan, tiba-tiba ia didatangi oleh kematian. Kemudian bertengkarlah malaikat rahmat dan malaikat adzab mempersoalkan lelaki tadi, kemudian malaikat rahmat berkata: "Lelaki ini telah benar-benar datang untuk bertaubat sambil menghadapkan hati sepenuhnya kepada Allah Ta'ala". Malaikat adzab berkata: "Tetapi sungguh lelaki ini sama sekali belum pernah melakukan suatu kebaikan sedikitpun". Selanjutnya datanglah seorang malaikat yang menghampiri kedua malaikat yang berseteru tersebut dalam bentuk seorang manusia, lalu kedua malaikat yang berseteru tersebut menjadikannya sebagai hakim. Maka berkatalah malaikat yang dalam bentuk manusia itu: "Ukurlah olehmu (malaikat rahmat dan adzab) semua antara kedua daerah itu, maka manakah yang lebih dekat letaknya, maka itulah nasibnya”.(maksudnya jika lelaki tersebut lebih dekat dengan daerah yang dituju untuk melaksanakan taubatnya, maka ia adalah milik malaikat rahmat dan jika lebih dekat dengan daerah asalnya maka ia adalah milik malaikat adzab)." Kemudian malaikat-malaikat itu mengukurnya, yang ternyata lelaki yang mati tersebut lebih dekat kepada daerah yang dituju untuk melaksanakan taubatnya. Oleh sebab itu maka ia dijemputlah oleh malaikat rahmat.
Dalam sebuah riwayat lain yang shahih disebutkan bahwa: "Lelaki tersebut lebih dekat sejengkal saja menuju pada daerah yang baik itu (yakni daerah yang hendak didatangi untuk bertaubat), maka ia dimasukan kedalam golongan penduduk yang baik itu".
Dalam riwayat lain yang shahih pula disebutkan: Allah Ta'ala lalu memerintahkan kepada daerah yang buruk agar menjauh dan memerintahkan kepada daerah yang baik agar mendekat. Kemudian Allah berfirman kepada kedua malaikat yang berseteru tersebut: "Ukurlah antara kedua daerah itu". Malaikat-malaikat itu mendapatkan daerah yang baik itu sejengkal lebih dekat. Maka orang itupun diampunilah dosa-dosanya."
Dalam riwayat lain lagi disebutkan: "Allah menyenderungkan hatinya untuk menuju daerah yang baik itu".... Wallahu a’lam.




Surabaya, 12 Rajab 1433 H.. Pukul 21.34 WIB
Tukang bangunan, cari ilmu, dunia akherat.
[_[ MAKTABAH MUDAKU ]_]

Sumber :
  1. Secuil ilmu yang saya miliki. Setitik ilmu yang saya pelajari. Lalu kutuangkan kedalam tulisan dengan goresan pena ini.
  2. Hadits dari Sahabat Abu Sa’id Sa’d bin Malik bin Sinan Al Khudriy yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment