Oleh : Muhammad Supriadi al Jawiy
Setelah para ilmuwan menemukan bahwa bumi berbentuk bulat
telur maka mereka menduga bahwa inti bola bumi ini mempunyai nucleus dan
cangkangnya adalah kerak bumi yang sangat tipis jika dibandingkan
dengan ukuran bumi. Dan diantara dua lapisan ini terdapat lapisan ketiga
yang biasa disebut dengan kata mantel. Namun teori tiga lapisan ini
tidak cukup bertahan lama karena penemuan penemuan yang terbaru dalam
system geologi memberi bukti lain.
Pengukuran dan percobaan terbaru menunjukkan bahwa artikel
yang berisi nucleus dari bumi itu berada dibawah tekanan yang sangat
tinggi, tiga juta kali lebih dari permukaan bumi. Dibawah tekanan
seperti itu, zat berubah bentuk menjadi solid dan pada akhirnya membuat
niti bumi itu sangat solid. Inti bumi ini dikelilingi suatu lapisan zat
cair dengan suhu yang sangat tinggi. Ini berarti ada dua lapisan di
dalam inti bumi, bukan satu. Satu lapisan didalam pusat yang dikelilingi
lapisan zat cair.
Hal itu diketahui sesudah alat alat pengukurdikembangkan dan
memberi para ilmuan perbedaan yang jelas antar lapisan lapisan bumi
bagian dalam. Jika kita turun ke bawah bumi yang keras, kita akan
menemukan lapisan batu-batu yang sangat panas, yaitu batu yang berfungsi
untuk membungkus. Setelah itu ada tiga lapisan terpisah, dimana masing
masing itu memiliki kepadatan, tekanan, dan suhu yang berbeda beda.
Oleh karena itu para ilmuwan mengklasifikasikan lapisan
lapisan bumi menjadi tujuh lapisan, sebagaimana gambar diatas, sesuai
yang ditemukan para ilmuwan baru-baru ini dengan berbagai metode
seperti menggunakan alat pengukur gempa bumi dan studi medan
magnetik bumi, dan juga teknik teknik lain. Berbagai studi dan penemuan
tersebut saat ini diajarkan kepada para mahasiswa fisika diberbagai
universitas.
Gambar diatas menunjukkan tujuh lapisan bumi, memberitahukan
bahwa kerak bumi adalah lapisan sangat tipis yang disusul dengan mantel
dengan berbeda-beda ketebalannya, lalu disusul lapisan lapisan yang
terdiri dari zat cair, dan diakhiri dengan lapisan ketujuh yaitu nucleus
padat. Penemuan ini memberi bukti kebenaran al Qur’an yang telah
memberi penjelasan akan hal ini.
Al Qur’an menuturkan kepada kita tentang tujuh lapisan
langit dan tujuh lapisan bumi didalam firman Allah yang berbunyi,
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?”
[QS. Al Mulk 67 : 3]
“Allah-lah yang menciptakan tujuh (lapis) langit dan seperti itu pula bumi …………”
[QS. Ath Thalaq 65 : 12]
Pada ayat pertama berbicara tentang dua sifat langit, bilangan langit yaitu tujuh. Dan bentuk langit yaitu berlapis lapis. Inilah ari kata “thibaqan” yang kita temukan didalam kitab kitab tafsir dan kamus kamus bahasa arab. Sedangkan ayat kedua menjelaskan bahwa bumi itu menyerupai langit dan hal itu di ungkapkan pada kalimat “dan seperti itu pula bumi”. Sebagaimana langit itu terdiri dari tujuh lapis, maka begitu juga bumi yaitu terdiri dari tujuh lapis. Hal ini tidak hanya terdapat dalam al Qur’an, tetapi dalam sebuah hadits pun Rasulullah pernah bersabda tentang bumi yang terdiri dari tujuh lapisan, sebagaimana hadits-hadits berikut ini.
“Dari Said bin Zaid bin Amru bin Nufail radhiyallahu ‘anhu.: Bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda: “Barang siapa
mengambil sejengkal tanah dengan zalim, maka Allah akan mengalungkannya
di hari kiamat setebal tujuh lapis bumi.”
[HR. Muslim]
Hadits yang semisal ini juga diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha.
“Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga
bersabda,”barangsiapa yang menyerobot sejengkal tanah, maka Allah akan
menimbunnya dengan tujuh lapis bumi”.
[HR. Bukhori]
Kata menimbun disini diungkapkan dengan kata “thawwaqa” yang berarti meliputi dari semua sisi.
Al Qur’an dan sunnah telah mendahului ilmu pengetahuan
modern dalam mengungkapkan fakta ilmiah ini. Selain itu, al Qur’an juga
telah memberi kita penjelasan yang tepat mengenai struktur bumi dengan
menggunakan kata thibaqan.. Wallahu a’lam.
Surabaya, 02 Rabi’ul Akhir 1433 H.. Pukul 18.51 WIB
Tukang bangunan, cari ilmu, dunia akherat.
[_[ MAKTABAH MUDAKU ]_]
Sumber :
Buletin Baitul Izzah edisi 05 tahun 2, Rabi’ul akhir 1430 H .karya Dr. Mohammad Daudah.. dengan beberapa penambahan.
0 komentar:
Post a Comment