Thursday, 22 March 2012

Khitan Dalam Bibel



KRISTOLOGI ANTI PEMURTADAN
Oleh: Yakobus ST

LANJUTAN…………………………..


KHITAN / SUNAT

SESUNGGUHNYA
Adalah Allah SWT telah mengadakan perjanjian dengan nabi Ibrahim AS

YAITU
Berupa perintah khitan yang harus dilaksanakan oleh nabi Ibrahim AS berserta anak cucu keturunannya yang laki-laki dan semua orang orang atau anak laki-laki.

SEBAGAIMANA
Tertulis dalam Alkitab / Bibel, Perjanjian Lama
9. Dan lagi firman Allah kepada Ibrahim : Bahwa sebab itu hendaklah engkau memeliharkan perjanjianKu, baik engkau, baik anak cucumu yang kemudian daripadamu dengan bangsanya.
10. Maka inilah perjanjianku antara Aku dengan kau dan dengan anak cucumu kemudian daripadamu, yang patut dipeliharakan oleh kamu ; yaitu segala anak laki-laki diantara kamu itu hendaklah disunatkan.
11. Hendaklah kamu menyunatkan daging kulupmu akan tanda perjanjian, yang antara Aku dengan dikau.
12. Maka anak laki-laki yang umur delapan hari itu patut disunatkan, yaitu segala laki-laki dalam bangsamu, dan orang yang diperanakkan dalam rumahmu dan yang dibeli dengan uang kepada segala orang, yang bukan daripada anak buahmu.
13. Baik orang laki-laki yang jadi dalam rumahmu, baik yang dibeli dengan uang, tidak dapat tiada disunatkan juga, supaya perjanjianKu dalam tubuhmu itu menjadi satu perjanjain yang kekal adanya.
14. Adapun segala orang laki-laki yang berkulup dan yang daging kulupnya tiada dusinatkan, akan ditumpas dari antara bangsanya, karena telah diubahkannya perjanjianKu.
(Kejadian 17 : 9 – 14)


CATATAN
Berdasarkan ayat-ayat tersebut, maka cukup jelas bahwa
Anak-anak atau orang laki-laki harus disunat
Sebagai perjanjian dengan Tuhan (Allah) yang harus dilaksanakan

Berlaku bagi laki-laki tanpa terkecuali, dan merupakan perjanjian yang kekal

Bagi yang tidak bersunat akan ditumpas (dosa), karena telah mengingkari perjanjian dengan Tuhan (Allah)


DAN
Kalau kita telusuri dalam Alkitab / Bibel, ternyata para nabi juga taat melaksanakan khitan, sebagai tanda setuju atas perjanjian dengan Tuhannya (Allah) yang disyariatkan sejak zaman nabi Ibrahim AS.


NABI IBRAHIM
Beserta Ismail dan semua laki-laki yang berada di lingkungan keluarganya melaksanakan khitan (kejadian 17 : 23)
Usia Ibrahim saat itu 99 tahun (kejadian 17 : 24)
Usia Ismail saat itu 13 tahun (kejadian 17 : 25)
Pelaksanaan khitan pada hari yang sama (kejadian 17 : 26)
Begitu pula laki-laki yang ada di dalam rumahnya (kejadian 17 : 27)


NABI ISHAK
Kemudian Ibrahim menyunat Ishak ketika berumur 8 hari (kejadian 21 : 4)
Usia Ibrahim saat itu 100 tahun (kejadian 21 : 5)
Jadi usia Ishak terpaut 14 tahun dengan usia Ismail


NABI MUSA
Ketika Putri Raja Fir’aun menemukan bayi Musa, ternyata sudah dalam keadaan dikhitan, sebagai tanda bayi bangsa Ibrani (Keluaran 2 : 6)
Dan pada masa kenabian Musa, disyariatkan agar bayi laki-laki yang lahir dan berusia 8 hari harus dikhitan (Imanat 12 : 1 – 3)
Syariat tersebut sebagai perintah ulangan kepada nabi Musa atas perjanjian yang diikat semasa nabi Ibrahim


SEPENINGGAL NABI MUSA
Ketika murid Musa (Yosua/Yusak) selesai memimpin penyebrangan sungai Yordan, maka Tuhan (Allah) memerintahkan kepada Yusak untuk membuat pisau dari batu untuk mengkhitankan anak buahnya (Yusak 5 : 2)
Maka dibuatlah oleh Yusak pisau dari batu dan disunatkanlah semua laki-laki Bani Israil (Yusak 5 : 3 – 7)
Dan perjalanan diteruskan, setelah tinggal di tempat itu sampai sembuh (Yusak 1:8)



NABI YAHYA (YOHANES PEMBABTIS)
Pada hari kedelapan kelahirannya, orang-orang datang menyunatkan Yahya
(Lukas 1 : 59)
Dan orang-orang akan menamakan dia Zakariya menurut nama bapanya.
Tetapi oleh ibunya diberi nama Yahya (Lukas 1 : 60)


NABI ISA AS (YESUS)
Dia dikhitan pada usia 8 hari dan diberi nama Yesus (Lukas 2 : 21)
Dan Yesus mengatakan bahwa Musa sudah memberi kamu (Bani Israil) hukum bersunat
Tetapi bukannya berasal dari Musa, melainkan dari pada nenek moyangmu (Ibrahim)
(Yahya 7 : 22)
Dan bila seseorang disunat pada hari sabbat (sabtu), jangan menyalahkan Musa, karena aku menyembuhkan seseorang seluruh tubuhnya pada hari sabbat.
(Yahya 7 : 23)



TETAPI
Mengapa umat kristen merasa tidak wajib melaksanakan syariat khitan ?

DAN

Berdebat masalah wajib tidaknya berkhitan dalam ajaran Kristen, termasuk masalah yang sudah usang

KARENA

Perintah Allah tersebut sudah sangat jelas dan gemblang bahwa berkhitan itu merupakan suatu kewajiban yang harus dituniakan oleh setiap laki-laki yang merasa anak cucu katurunan Ibrahim

BAHKAN
Sangsinya sangat berat bagi yang tidak berkhitan, yaitu ancamannya hukuman mati (ditumpas dari orang-orang sebangsanya)


NAMUN
Hampir dalam setiap perdebatan, umumnya jawaban mereka adalah

1. Khitan itu ajaran dikitab Perjanjian Lama, bukan dalam Perjanjian Baru

2. Khitan hanya berlaku bagi orang Yahudi

3. Yang penting adalah sunat hati

4. Khitan hanya demi kesehatan


OLEH KARENA ITU
Dengan tulisan ini perlu memberi pemahaman kepada mereka


1. WALAUPUN
Perintah khitan tertulis dalam kitab Perjanjian Lama
Tetapi perintah tersebut berlaku turun menurun (Ayat 12)
Merupakan perjanjian kekal dan abadi (Ayat 13)
Yesus sendiri tetap berpegang teguh kepada hukum Taurat (Matius 5 : 17, 18)
Yesus juga melaksanakan khitan (Lukas 2 : 21)


2. KALAU
Mengkhitan hanya berlaku bagi orang Yahudi saja
Berarti misi Yesus hanya untuk orang Yahudi juga
Padahal orang di luar Yahudi juga wajib mengikuti hukum Musa
Bahkan beberapa orang dari mazhab Parisi yang sudah percaya mengatakan : Wajiblah menyunatkan orang-orang itu (orang kafir yang bertaubat), dan memesankan mereka itu menurut Taurat Musa”.
(Kisras 15 : 5)


3. APABILA
Dianggap yang lebih penting adalah “Sunat hati” dan sunat daging sudah tidak berlaku lagi
Padahal sunat daging (kejadian 17 : 9 – 14) dan sunat hati (Ulangan 10 : 16 ; 30 : 6) adalah dua perintah yang berbeda dalam kitab Perjanjian Lama
Dan Yesus tidak pernah menyatakan bahwa sunat daging telah dihapus / diganti dengan sunat hati.


4. DAN
Bila khitan hanya dilakukan demi kesehatan
Maka anggapan tersebut adalah pemahaman yang keliru
Karena inti pokoknya adalah ketaatan untuk melaksanakan perintah Tuhan (Allah), bukan sekedar demi kesehatan.
Dan efek kesehatan justru merupakan hikmah dari pelaksanaan ketaatan terhadap perintah Tuhan (Allah)


Kalau orang-orang kristen mau jujur serta mau mengkaji kitab Injil Bernabas yang justru umat kristen dilarang untuk membacanya.



TERNYATA
Yesus lebih tegas menyatakan
“Jiwa yang dagingnya tidak di khitan, aku akan menceraiberiakan dia diantara umatku selamanya”
Hindarilah dengan perasaan takut terhadap orang yang tidak berkhitan, karena dia tidak akan masuk sorga”.
(Bernabas 23)


BAHKAN
Yesus menggambarkan betapa pentingnya mentaati perintah khitan, sampai-sampai diperbandingkan dengan “anjing”
“sesungguhnya, aku mengatakan kepadamu bahwa seekor anjing adalah lebih baik dari pada seseorang yang tidak berkhitan”.


MAKA
Murid-muridnya merasa gundah dan berkata :
“Kasar sekali kata-kata ini, dan siapa yang akan menerima mereka ?”


YESUS
Kemudian menjawab :
“Jika engkau renungkan, hai orang-orang bodoh, tentang apa yang dilakukan oleh seekor anjing, bahwa dia tidak punya pamrih dalam mengabdi kepada tuannya, maka engkau akan membuktikan kebenaran ucapanku. Jelaskan kepadaku, apakah seekor anjing menjaga rumah tuannya dan mempertaruhkan nyawanya melawan perampok ? Ya, tentu saja. Tetapi apa yang diterima oleh seekor anjing ? Perlakuan kasar dan luka-luka yang diderita (disekujur tubuhnya) dengan (upah) sekerat roti, dan dia selalu menunjukkan sifat penurutnya yang menyenangkan hati tuannya, apakah itu benar ?”


DAN
Murid-muridnya pun menjawab. “Memang benar guru”.


KEMUDIAN
Yesuspun mengatakan :
“Cukuplah bagimu bahwa Tuhan talah memerintahkan kepada Abraham dengan Firmannya : Abraham, potonglah kulit luar yang menutupi kepala kemaluanmu dan semua keluargamu karena ini adalah perjanjian antara Aku denganmu sebelumnya”
(Barnabas 22)


DENGAN DEMIKIA
Biar Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, dan juga Injil Barnabas jelas menunjukkan bahawa khitan adalah kewajiban yang harus ditunaikan.
Karena masalahnya perintah dan ancamannya begitu berat
Tetapi Alhamdulillah, justru umat Islam tetap taat melaksanakan khitan
Bahkan identitas ke Islam-an seseorang dirasakan tidak sempurna, bila tidak melaksanakan khitan.
Walaupun syariat khitan dalam Al Qur’an maupun Hadits masih bersifat penafsiran lebih lanjut (mutasabihat)
Tetapi umat Islam mentaatinya, karena Rasulullah SAW telah bersabda “Siapa yang tidak mengikuti sunnahku bukan termasuk golonganku”
(Hadits)


KESIMPULAN
Alasan orang-orang kristen merasa tidak wajib khitan, tidak lain


KARENA
Meninggalkan ajaran Yesus dan mengikuti ajaran Paulus yang memang membatalkan hukum Taurat dan melarang berkhitan


SEBAGAIMANA
Surat-suratnya yang dikirim kepada jemaatnya
Sesungguhnya aku ini Paulus berkata kepadamu, bahwa jikalau kamu bersunat, maka kristus tidak lagi mendatangkan faedah kepadamu
(Galatia 5 : 2)
Karena didalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat satupun tidak berfaedah, melainkan iman yang bekerja oleh sebab kasih
(Galatia 5 : 6)
Karena baik hal sunat baik hal tidak bersunat itu tidak berfaedah, melainkan hanya suatu kejadian yang baharu.
(Galatia 6 : 15)
Jikalau seorang dipanggil sedang sudah tersunat, janganlah ia meniadakan sunatnya. Dan jikalau seorang dipanggil belum bersunat, janganlah ia disunatkan. Maka sunat itu suatupun tiada apa-apa, melainkan menjunjung hukum Allah.
(1 Korimtus 7 : 18, 19)
Karena yang sebenar Yahudi itu, bukannya Yahudi pada lahir sahaja, dan yang sebenar sunat itu bukannya sunat yang lahir pada tubuhnya sahaja, melainkan Yahudi yang sebenarnya itu, ialah Yahudi yang pada batinnya, dan sunat yang sebenarnya itu, ialah sunat hati, yaitu yang rohani, bukannya menurut sebagai nama rukun. Maka kepujian orang itu bukannya dari pada manusia melainkan daripada Allah.
(Rum 2 : 28, 29)
Karena ada banyak orang yang degil,, orang yang mengeluarkan kata sia-sia, dan orang penipu, istimewa pula orang-orang yang memegang hukum sunat
(Titus 1 : 10)
Di dalam Dia juag kamu di sunatkan denga suatau sunat, yang bukannya dengan tangan di dalam hal menanggalakan tubuh yang berdosa ini, yaitu dengan surat Kristus itu
(Kolose 2 : 11)


DENGAN DEMIKIAN
Perlu dipertanyakan, siapakan yang konsisten mengikuti syariat Nabi Ibrahim dalam hal Khitan, umat Islam atau umat Kristen

“Iman Islam lebih berharga dari harta dunia sekalipun, disisi Allah”

ACUAN :
1. Alkitab / Bibel LAI (1968)

2. Rubrik Kristologi (Al Iman bil Ghoib) edisi 105 Juli 2008 oleh Drs. Abu Deedat Syihab MH

3. Bibel dalam Sorotan Al Qur‘an oleh Abu Deedat Syihab MH

4. Mengapa umat Kritiani tidak diwajibkan berkhitan / sunat? Oleh H.Insan L.S. Mokoginta

5. Injil Barnabas Terjemahan Achmad Kahfi

0 komentar:

Post a Comment