Sunday, 5 February 2012

TENTANG KISWAH


Oleh : Muhammad Supriadi al Jawiy al Indunisiy


1. SEJARAH KISWAH

Kiswah adalah kain penutup yang digunakan untuk menutupi ka’bah. Menurut sejarah ka’bah sudah diberi kain penutup ka’bah / kiswah sejak zaman Nabi Ismail ‘alaihissallam, putra Nabi Ibrahim ‘alaihissallam. Namun tidak ada catatan yang kiswah pada zaman Nabi Ismail terbuat dari apa dan berwarna apa. Baru pada masa kepemimpinan Raja Himyar Asad Abu Bakr dari yaman, disebutkan kiswah. Pada masa Qusay Ibnu Kilab, salah seorang leluhur nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam yang terkemuka, pemasangan kiswah pada ka’bah menjadi tanggung jawab masyarakat arab dari suku quraisy.


            Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam sendiri juga pernah memerintahkan pembuatan kiswah dari kain yang berasal dari yaman. Sedangkan empat khalifah penerus Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam yang termasuk dalam khulafa’ur rashidin memerintahkan pembuatan kiswah dari kain benang kapas. Sementara itu, pada era kekhalifahan Abbassiyah, Khalifah ke-4  al-Mahdi memerintahkan supaya kiswah dibuat dari kain sutra khuz. Pada masa pemerintahannya, kiswah didatangkan dari mesir dan Yaman.

            Penggantian kiswah itu dilakukan setiap 1 tahun sekali. Juru kunci Ka’bah Syaikh Abdul Aziz Alu Syaibah berkata : ”ka’bah dicuci dua kali dalam setahun. Salah satunya adalah pada pertengahan Sya’ban dan kedua pada pertengahan Dzulqa’dah...........................................................................adapun penggantian kiswah maka dilakukan sekali dalam setahun”.
[majalah Qiblati edisi 11 tahun IV, hal. 74]

Menurut catatan sejarah, kiswah tidak selalu berwarna hitam pekat seperti saat ini. Kiswah pertama yang dibuat dari kain tenun dari yaman. Justru berwarna merah dan berlajur-lajur. Sedangkan pada masa Khalifah Mamun Ar-rasyid, kiswah dibuat dengan warna dasar putih. Kiswah juga pernah dibuat dengan warna hijau atas perintah Khalifah an-Nasir dari bani Abbassiyah (sekitar abad 16 M) dan kiswah juga pernah dibuat berwarna kuning berdasarkan perintah Muhammad Ibnu Sabaktakin.

            Pergantian kiswah yang berwarna-warni dari tahun ke tahun, rupanya mengusik benak Khalifah al-Mamun dari dinasti Abbassiyah, hingga akhirnya diputuskan bahwa sebaiknya warna kiswah dari waktu ke waktu yaitu hitam. Hingga saat ini, meskipun kiswah diganti setiap tahun, tetapi selalu tetap diberi warna hitam.

            Dulu kiswah yang terbuat dari sutra hitam pernah didatangkan dari mesir yang biayanya diambil dari kas kerajaan mesir. Tradisi pengiriman kiswah dari Mesir ini dimulai pada zaman sultan Sulaiman yang memerintahkan mesir pada sekitar tahun 950 H sampai pada masa pemerintahan Muhammad Ali Pasya. Raja Abdul Aziz bin Saud memutuskan untuk membuat pabrik kiswah sendiri pada 1931 di Makkah. Sampai akhirnya kiswah di buat di Arab Saudi hingga saat ini.




2. BAHAN KISWAH
           

Kiswah pertama kali dibuat oleh seorang pengrajin bernama Adnan bin Ad dengan bahan baku kulit unta. Namun dalam perkembangannya, kiswah dibuat dari kain sutra. Untuk membuat kiswah diperlukan 670 kg bahan sutra atau sekitar 600 meter persegi kain sutera yang terdiri dari 47 potong kain. Masing-masing potongan tersebut berukuran panjang 14 m dan lebar 95 cm. Ukuran itu sudah disesuaikanuntuk menutupi bidang kubus ka’bah pada keempat sisinya. Sedangkan untuk hiasan berupa pintalan emas dan beberapa puluh kilogram emas.




3. PABRIK KISWAH
          

Sejak tahun 1931, kiswah untuk menutupi ka’bah diproduksi di sebuah pabrik yang terletak dipinggir kota mekkah, Arab Saudi. Dalam pabrik tersebut, pembuatan kiswah dilakukan secara cara modern dengan mesin tenun modern. Di pabrik kiswah seluas 10 hektare itu, dipekerjakan 240 pengrajin kiswah. Dalam pabrik tersebut, kiswah dibuat secara massal. Di sanalah semuanya disiapkan dari perencanaan, pembuatan gambar prototipe kaligrafi, pencucian benang sutra, perajutan kain dasar, pembuatan benang dari berkilo-kilo emas murni dan perak, lalu penjahitan akhir


            Meskipun kiswah tampak hitan jika dilihat dari luar, namun ternyata bagian dalam itu berwarna putih. Salah satu kalimat yang tertera dalam pintalan emas kiswah adalah ”kalimat syahadat, Allah jalla jalallah, laa ilaha illallah, dan Muhammad Rasulullah,surat ali imron: 96, Al-Baqarah: 144, surat Al fatihah, surat Al-Ikhlas” terpintal indah dalam benang emas untuk menghiasi kiswah. Karena menggunakan bahan baku dari benda-benda yang sangat berharga seperti sutra, emas, maupun perak, harga kiswah ini menjadi sangat mahal sekitar Rp. 50 miliar.




Surabaya, 10 Rabi’ul Awal 1433 H.. Pukul 17.34 WIB
Tukang bangunan, cari ilmu, dunia akherat.
[_[ MAKTABAH MUDAKU ]_]

Sumber :
1.         BULETIN Baitul Izzah Edisi 03 tahun 3, hal. 8
2.         www.vivanews.com
3.         Majalah Qiblati edisi 11 tahun IV, hal. 74

Related Posts:

0 komentar:

Post a Comment