Sebagai sesorang muslim, kita diwajibkan untuk beriman atau percaya terhadap adanya hari kiamat. Dan tidak boleh meragukan sedikitpun karena itu termasuk tindakan kekufuran. Karena beriman terhadap adanya hari kiamat adalah termasuk dari rukun iman. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman.
“Bukanlah kebaikan itu menghadapkan wajahmu kearah timur dan ke barat, tetapi kebaikan itu ialah orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan Nabi nabi. Dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim , orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musaffir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, orang yang menepati janji apabila ia berjanji, dan orang yang bersabar dalam kemiskinan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”.
[QS. Al Baqarah : 177]
“Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman”.
[QS. Ghafir : 59]
Pada ayat di atas telah diberitakan bahwa akan ada banyak diantara manusia yang tidak mengimani akan datangnya hari kiamat, sekalipun mereka percaya tetapi mereka tidak mengamalkannya / dengan kata lain tidak takut akan kedatangannya yang sangat mengerikan itu. Berita ini telah Allah abadikan di dalam surat ke 40 yaitu “surat Ghafir” atau “surat al Mu’min”. Surat ke 40 dalam al Qur’an ini ada yang menamakan “Ghafir” karena Allah menyebut salah satu dari sifat-Nya yaitu Ghafir pada awal surat tersebut. Dan ada yang menamakan “al Mu’min” karena Allah menceritakan kisah sosok seorang yang mukmin dari keluarga fir’aun.
“Saat (hari kiamat) semakin dekat, bulan pun terbelah.; Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata,”(Ini adalah) sihir yang terus menerus”.
[QS. Qamar : 1-2]
“Menurut Anas, kedua ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang mekah yang meminta agar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperlihatkan kepada mereka suatu mukjizat kepada mereka. Beliau kemudian memperlihatkan bulan terbelah menjadi dua bagian. Hingga mereka melihat warna merah diantara keduanya”.
[HR. Tirmidzi]
Suatu tanda akan dekatnya hari kiamat telah terjadi pada zaman Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup yaitu terbelahnya bulan menjadi dua, bahkan saat ini telah ada penelitian yang telah meneliti tentang kejadian tersebut, dan hasilnya adalah ada bekas2 dimana dahulu bulan pernah terbelah. Wallahu a’lam. Dan terbelahnya bulan merupakan suatu mukjizat yang diberikan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan telah diberitakan pula bahwa kiamat akan datang dimana manusia lalai tentangnya dan mereka saat itu sedang bersenang-senang dengan nikmat dunia. Sebagaimana firman Allah berikut ini.
“Telah semakin dekat kepada manusia, perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akherat).; setiap diturunkan kepada mereka ayat-ayat yang baru dari Tuhan, mereka mendengarkannya sambil bermain-main”.
[QS al Anbiya’ : 1-2]
Banyak diantara manusia yang lalai terhadapnya dan berpaling / tidak bersiap-siap untuk menghadapinya dengan bekal iman. Ketika ayat-ayat Allah yang turun dan menjelaskan tentangnya, mereka orang-orang kafir malah mengolok-oloknya dan enggan beriman kepada hari kiamat.
Mungkin banyak orang islam yang ragu terhadap kebenarannya karena perkataan orang2 kafir yang berbunyi,”Katanya hari kiamat sudah dekat, tapi buktinya mana ?? sejak zaman Nabi orang2 islam (Muhammad) sampai saat ini yang telah berlalu sekitar 1400 tahunan, kok masih belum terjadi hari kiamat-kiamat ???”. begitulah pemikiran-pemikiran orang kafir untuk menggoyahkan iman orang2 islam yang masih awam agama. Berikut ini adalah jawabannya.
- Memang orang2 kafir dan orang2 yang tidak beriman akan merasakan dan berpandang bahwa kiamat itu masih jauh, masih lama dll. Sedangkan Allah dan orang2 mukmin akan merasakan dan berpandangan bahwa hari kiamat sudah sangat dekat. Allah berfirman,
“Mereka memandang (adzab) itu jauh.; sedangkan Kami memandangnya dekat”.
[QS. Al Ma’arij : 6-7]
- Jika kita teliti, kita perhatikan, dan kita cermati. mulai zaman Nabi sampai saat ini yang telah berlalu sekitar 1400 tahun bukanlah termasuk suatu waktu yang lama, bahkan terhitung sangatlah sedikit jika dibandingkan dengan berapa usia bumi ini ?? yang telah mencapai berjuta-juta tahun lebih.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Sesungguhnya ajal kalian jika dibandingkan dengan umat dahulu adalah seperti jeda waktu antara sholat ashar dengan tenggelamnya matahari”.
[HR. Bukhori]
“Beliau juga bersabda,”Jarak aku diutus antara diriku dengan hari kiamat adalah seperti jari telunjuk dan jari tengah”.
[HR. Bukhori dan Muslim]
Pada kedua hadits diatas menunjukkan bahwa kita adalah umat akhir zaman yang memiliki waktu sangat singkat.
>> Jadi dapat disimpulkan bahwa makna dekat itu yaitu dekat bila ditinjau dari sisi Allah.
“Mereka memandang (adzab) itu jauh.; sedangkan Kami memandangnya dekat”.
[QS. Al Ma’arij : 6-7]
“Dan milik Allah (segala) yang tersembunyi di langit dan dibumi. Urusan kejadian hari kiamat itu, hanya seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah maha perkasa atas segala sesuatu”.
[QS. An Nahl : 77]
>> Atau juga bisa bermakna dekat bila dibandingkan dengan umur bumi keseluruhan,
dan hanya tinggal sedikit sisanya.
Jika ada seseorang yang mengaku tahu tentang kapan terjadinya hari kiamat, maka kita sebagai seorang muslim wajib menolak keyakinan-keyakinan seperti itu, karena cerita itu adalah keohongan semata. Kapan terjadinya hari kiamat hanya Allah yang tahu, jika malaikat, para Nabi saja tidak tahu bagaimana mungkin seorang manusia biasa bisa mengetahui hal tersebut.
“Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang kiamat,”kapan terjadi?”. Katakanlah,”Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu ada pada Tuhanku. Tidak ada (seosrang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (kiamat) itu sangat berat (huru haranya bagi makhluk) yang ada di langit dan di bumi, tidak akan akan datang kepadamu kecuali secaratiba tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad),”sesungguhnya pengetahuan tentang (hari kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.
[QS. Al A’raf : 187]
Apabila kiamat sudah diberitahukan kapan terjadinya, maka manusia pasti akan bermalas-malasan dan mereka akan menunda-nunda taubat mereka sampai mendekati hari kiamat tersebut akan terjadi. Dan apabila manusia tidak diberitahu kapan terjadinya hari kiamat, maka mereka akan selalu waspada terhadapnya dan akan sibuk mencari bekal untuk menghadapinya. Inilah diantara hikmah dirahasiakannya waktu terjadinya hari kiamat.
“Mereka (orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kiamat,”kapan terjadinya?”.; Untuk apa engkau perlu menyebutkannya (waktunya)?.; Kepada Tuhanmulah (dikembalikan) kesudahannya (ketentuan waktunya).; Engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan agi siapa yang takut kepadanya (hari kiamat)”.
[QS. An Nazi’at : 42-45]
Maka untuk apalah kita sibuk mencari tahu kapan terjadinya hari kiamat, janganlah kita sibukkan dan kita habiskan waktu kita untuk mencari tahu kapan terjadinya hari kiamat, tetapi sibukkanlah waktu kita untuk berbenah diri, bersiap-siap dengan membawa bekal iman, islam, dan ihsan untuk menghadapi hari kiamat tersebut.. Wallahu Ta’ala A’lam..
Ditulis oleh : tukang bangnan, cari ilmu, dunia akherat.
Kritik dan saran anda sangat dibutuhkan.
Surabaya, 10 Desember 2011 (04.12) di pagi hari yang egitu sejuk.
Goresan tinta seorang thalibul ‘ilmi.
0 komentar:
Post a Comment