Jiwa akan suci dan bersih jika jiwa tersebut selalu dibersihkan dan disucikan, dan hendaknya kita selalu berusaha menjaga hati kita agar tetap bersih dan menjauhi hal-hal yang dapat mengotori hati atau jiwa kita seperti kesyirikan dan kemaksiatan.
Ikhlas adalah memrnikan tujuan dengan mendekatkan diri kepada Allah. Dan ikhlas merupakan salah satu syarat diterimanya amalan / ibadah kita, karena syarat diterimanya amal ibadah yaitu :
- niatnya ikhlas
- sesuai sunnah Nabi/ sesuai petunjuk nabi.
Fudhail bin Iyadh berkata,”Sesungguhnya amal peruatan bila ikhlas tetapi tidak benar, tidak akan diterima Allah. Bila benar tetapi tidak ikhlas juga tidak diterima hingga ikhlas dan benar. Ikhlas adalah amalan untuk Allah dan benar harus cocok dengan tuntunan (Nabi)”.
[Daqaiqut Tafsir 170/2]
“Padahal mereka hanya diperintah menembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan shalat dan menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus”.
[QS. Al Bayyinah : 5]
Begitulah perintah Allah kepada umat manusia ini, yaitu hanya dengan memurnikan ibadahnya kepada Allah dengan hati yang ikhlas dan jauh dari kesyirikan dan kesesatan. Barangsiapa yang dalam sekejap saja bisa ikhlas makaia akan selamat, karena ikhlas sangatlah sulit dilakukan oleh manusia. Agar bisa ikhlas hendaknya kita menyembuhkan hati kita dari berbagai penyakit hati seperti riya’, sum’ah, ujub, takabbur dll. Bagaimana cara mengobati hati agar bisa beribadah dengan ikhlas ?? berikut ini adalah beberapa cara agar sesorang bisa ikhlas lillah pada saat melakukan amal ibadah, antara lain :
· Mematahkan keinginan-keinginan jiwa terhadap dunia, agar kita tidak beribadah karena mengharap dunia.
· Memutuskan ketamakan terhadap dunia, karena tamak terhadap dunia adalah termasuk halyang tercela.
· Berusaha untuk menghara akherat karena kehidupan akherat jauh lebih baik daripada kehidupan dunia.
· Menjauhkan diri dari noda-noda yang dapat mengotori hati dan jiwa, serta menjauhkan diri dari berbagai penyakit hati.
Orang yang ikhlas itu yaitu dia menyembunyikan kebaikan-kebaikan yang ia lakukan sebagaimana dia menyembunyikan hal-hal buruk / keburukan-keburukan yang ia kerjakan agar tidak diketahui oleh orang lain. Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak peduli amalannya itu ikhlas atau tidak, maksudnya adalah dia tidak mengucapkan ikhlas atau tidaknya amalannya pada lisannya saja, tetapi dia benar-benar ingin melakukan suatu amalan yang ikhlas karena Allah semata.
Sebelum kita melakukan amal ibadah, maka seharusnya yang kita perhatikan terlebih dahulu adalah masalah kualitas amal ibadah itu yaitu sudah ikhlas kah?? Atau sudah sesuai Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kah ?? karena jika kita melakukan suatu amalan tidak ikhlas maka tidak akan diterima, dan jika tidak sesuai sunnah Nabi juga tidak akan diterima. Sebagaimana hadits Nabi berikut ini.
“Dari Umar bin Khattab berkata,”aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Sesungguhnya semua amal itu tergantung pada niatnya, dan bahwasannya balasan bagi sesorang adalah sesuai apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu akan diterima oleh Allah dan rasulNya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena mencari dunia dan karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya itu hanya memperoleh apa yang diniatkannya dalam hijrahnya itu”.
[HR Bukhori dan Muslim]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan agama yang tidak terdapat dalam agama maka dengan sendirinya tertolak”.
[HR. Bukhori, Muslim, Abu Daud, Ibnu majah, Ahmad]
Dengan kedua hadits diatas maka dapat disimpulkan syarat diterimanya amalan adalah niat yang baik (ikhlas) dan ittiba’ as sunnah (sesuai sunnah Nabi). Maka sebelum kita melakukan amal ibadah hendaknya kita perhatikan KUALITAS (ikhlas dan ittiba’ as sunnah) pada amal ibadah kita, sebelum memperhatikan KUANTITAS (banyak tidaknya) amal ibadah yang kita lakukan… Wallahu a’lam bish showab.
Ditulis oleh : tukang bangunan, cari ilmu, dunia akherat.
Kritik dan saran anda sangat dibutuhkan
Surabaya, 10 Desember 2011 (05.49).. di pagi yang bersinar cerah.
Goresan tinta seorang thalibul ‘ilmi
0 komentar:
Post a Comment