Kematian adalah suatu kejadian yang pasti terjadi dan pasti dialami bagi setiap manusia dan makhluk bernyawa lainnya. Tidak ada makhluk bernyawa yang hidup kekal abadi, yang Abadi hanyalah Allah ‘Azza wa Jalla. Sebagaimana firman-Nya berikut ini,
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
[QS. Ali Imron 3 : 185]
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.”
[QS. Al Anbiya’ 21 : 35]
Setiap yang bernyawa tentu akan mengalami kematian, dan tidak ada yang bisa lari atau menghindari kematian. Maka dari itu kita sebagai muslim dan muslimah diperintahkan untuk selalu berbuat baik dan menaati perintah Allah agar bisa sewaktu-waktu mempersiapkan kedatangan kematian itu, dan jangan sampai kita meninggal dalam keadaan bermaksiat kepada Allah wa na’udzu billahi min dzalik. Seperti yang telah banyak diketahui oleh kebanyakan orang, bahwa pada manusia itu ada 2 macam model kematian, yaitu :
- Husnul Khotimah yaitu Akhir dari kehidupan seseorang dengan amal kebaikan.
- Su’ul Khotimah yaitu Akhir dari kehidupan seseorang dengan amal keburukan.
Dan pada artikel kali ini kami akan membahas tentang dua sebab su’ul khotimah, agar kita bisa berhati- hati terhadap kedua hal yang menyebabkan su’ul khotimah tersebut. Diantara penyebab-penyebab su’ul khotimah adalah sebagai berikut.
1. AQIDAH DAN KEIMANAN YANG RUSAK.
Aqidah yang rusak akan dapat merusak atau menggugurkan amalan seseorang yang selama masa hidupnya dikerjakan tersebut. Contoh : orang yang terjatuh dalam kesyirikan dan menyekutukan Allah, meskipun amal sholehnya didunia sangat banyak tetapi amalan itu akan gugur sesuai dengan kesyirikan yang dilakukannya itu dan amalannya tidak ada nilainya serta kelak dia akan menjadi orang yang merugi. Apabila sampai tutup usia / sampai ia meninggal aqidahnya tersebut tetap rusak maka dapat mengantarkannya kepada kematian yang buruk / su’ul khotimah.
Begitu juga dengan keimanan yang rusak, apabila seseorang tidak mengimani salah satu dari rukun iman maka dia juga telah melakukan perbuatan dosa dan menyebabkan dia berada pada kematian yang jelek (su’ul khotimah). Seperti banyak perkataan para ulama’ bahwa iman yang benar adalah mengakuinya dengan lisan, meyakini dengan hati dan mengamalkan dengan suatu amalan. Maka dari itu hendaknya kita selalu berusaha untuk terus mengoreksi aqidan dan iman kita,serta berusaha pula untuk terus memperbaikinya.
2. TERUS MENERUS BERMAKSIAT.
Kemaksiatan adalah salah satu jalan yang menghubungkan kepada kekufuran. Karena jika seseorang yang terus menerus bergelimang dalam kemaksiatan, maka sedikit demi sedikit pula dia akan meninggalkan ketaatan kepada Allah dan meninggalkan hal-hal yang di wajiban atasnya dan ada kemungkinan juga bahwa dia akan mengingkari perintah-perintah Allah yang tidak cocok dengan hawa nafsunya. Apabila ada seseorang yang semasa hidupnya didunia ia gemar bermaksiat, maka sangat memungkinkan bahwa dia juga akan meninggal dalam keadaan bermaksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan tentunya jiga su’ul khotimah. Tapi dalam hal ini bukan berarti kita diperbolehkan untuk menvonis para pelaku maksiat sebagai orang yang akan meninggal dalam su’ul khotimah, karena sesat tidaknya seseorang itu semua adalah kehendak Allah, dan kita hanyalah diwajibkan untuk berusaha dan berdoa agar bukan termasuk orang-orang yang tersesat. “Barangsiapa yang telah disesatkan Allah maka tidak akan ada yang dapat memberinya petunjuk, dan barang siapa yang telah diberi petunjuk oleh Allah maka tidak akan ada yang dapat menyesatkannya”.
Semoga kita dilindungi dari hal-hal yang dapat menyebabkan kita terseret pada kematian yang buruk. Disamping berdoa kita juga diharuskan untuk berusaha menghindarinya, ada salah satu kiat yang dapat melindungi dan menjauhkan kita dari su’ul khotimah, yaitu menuntut ilmu. Karena dengan ilmu kita bisa membedakan yang haq (benar) dengan yang bathil (salah), dengan ilmu kita dapat menambah keimanan kita, dengan ilmu pula kita bisa terhindar / menjauh dari berbagai macam kemaksiatan dan isyaallah bisa menjadikan kita hidup dengan ketaatan kepada Allah. Maka dari itu banyak sekali hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mewajibkan seorang muslim dan muslimah untuk menuntut ilmu, agar dia mendapat petunjuk dan terhindar dari kebodohan. Wallahu a’lam.
Ditulis oleh : tukang bangunan, cari ilmu, dunia akherat.
Kritik dan saran anda sangat kami butuhkan.
Surabaya, 05 Januari 2012 (11.48).. Disiang yang begitu cerah.
Goresan tinta seorang thalibul ‘ilmi.
0 komentar:
Post a Comment